WONOSOBO ZONE - Sedikitnya 411 guru menerima sertifikasi pendidik profesional, Jum’at, 6 Maret di Sasana Adipura Kencana. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo, penerima kali ini merupakan para guru mulai dari TK sampai SLTA, baik negeri maupun swasta yang dinyatakan lulus dalam Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2014. PLPG tahun 2014 sendiri diikuti oleh 431 guru, namun baru 411 yang dinyatakan lulus dalam kegiatan yang dilaksanakan selama 10 hari di Solo dan melibatkan perguruan tinggi dalam proses pendidikan dan seleksinya.
Perguruan tinggi yang terlibat adalah UNS Surakarta, yang meluluskan 405 guru, UNY Yogyakarta dan UMS Surakarta masing-masing 2 guru, serta UMM Malang dan UPI Bandung masing-masing 1 orang guru.
Selain UNS Surakarta, sertifikasi diserahkan langsung pada masing-masing guru beberapa waktu yang lalu, sedang sertifikat 405 orang guru yang mengikuti seleksi di UNS Surakarta diserahkan bersamaan pada Jum’at 6 Maret. Ke 411 guru tersebut terdiri dari guru TK sebanyak 122 orang, guru SD 262 orang, guru SMP 19 orang, guru SMA 9 orang dan guru SMK 4 orang.
Andang menambahkan, meski berdasarkan penelitian beberapa ahli, penerimaan sertifikasi tidak berdampak langsung pada peningkatan kualitas guru dalam proses belajar mengajar, namun ia berharap ke 411 guru asal Wonosobo yang menerima sertifikasi kali ini bisa mengawali dan menginisiasi peningkatan kualitas mendidik dan mengajar siswa, sehingga mereka menjadi motor berkembangnya kualitas pendidikan anak Wonosobo.
Senada hal tersebut, Bupati Wonosobo, Kholiq Arif, mengingatkan, bahwa guru mempunyai tanggung jawab moral dalam membentuk karakter dan kepribadian positif serta prestasi akademis anak, melalui transfer ilmu pengetahuan serta akhlak dan moral yang baik pada tiap anak, baik dalam proses mendidik maupun mengajar di sekolah. Sehingga bisa membantu tugas orang tua dalam mempersiapkan generasi muda yang bisa dibanggakan bangsa, daerah, agama dan para orang tua serta guru.
Hal ini menurut Bupati harus dimulai dari peningkatan kualitas guru dengan sering menggali ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu ia minta agar tiap guru penerima sertifikasi menyisihkan uangnya untuk membeli buku, tidak digunakan untuk hal-hal konsumtif atau untuk foya-foya. Menurutnya dari data beberapa penelitian, di Indonesia prosentase guru penerima sertifikasi yang membelanjakan uangnya untuk membeli buku-buku ilmu pengetahuan hanya 31,1%, sisanya 68,9% dipakai untuk membeli gadget atau smartphone baru.
Secara tegas Kholiq meminta agar para guru tidak sembarangan membelanjakan uang hasil sertifikasi, sebab masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi para guru di Wonosobo. Ia mencontohkan, masih ada 105 sekolah yang terakreditasi C, terdiri dari 72 SD, 19 SMP, 2 SMA dan 12 SMK. Sekolah-sekolah ini masih memiliki standar isi rendah atau nilai dibawah 60 serta standar proses dan kompetensi kelulusan yang masih rendah. Disamping hasil UN 2013/2014, yang mana masih dijumpai 25 anak SD dengan nilai pelajaran Bahasa Indonesia dibawah 4, 502 anak SD dengan nilai pelajaran Matematika dibawah 4 dan 137 anak SD dengan nilai pelajaran IPA dibawah 4. Kemudian prosentase siswa SMA dan SMAK yang dapat nilai 0 – 4 masing-masing sebanyak 22,19% atau 448 anak serta 26,06% atau 712 anak.
Sedangkan terkait perilaku guru penerima sertifikasi sendiri cukup mencengangkan. Akibat gaya hidup yang berlebihan, tahun 2014 tercatat ada 10 guru SD, 5 guru SMP, 3 guru SMA dan 2 guru SMK yang mengajukan ijin cerai. Kasus-kasus tersebut, menurut Kholiq, harus segera dijadikan evaluasi. Ia minta para penerima sertifikasi kali ini tidak mengulangi hal-hal tersebut dan menjadi pelecut semangat untuk meningkatkan kualitas anak didik dan pendidikan secara umum di Wonosobo dengan menjadi guru yang profesional.
Kholiq juga mencontohkan satu proses pendidikan dan pengajaran yang bisa diterapkan para guru dalam mendidikan siswa di sekolah, yakni melalui model Quantum Teaching dalam pembelajaran. Prinsip utama model ini adalah semua berbicara, semua berpendapat, semua bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, mengakui setiap usaha dan jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan. Adapun kerangka belajar dalam Quantum Teaching adalah tumbuhkan minat dengan memuaskan, alami atau ciptakan pengalaman umum yang bisa didengar pelajar, namai atau sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah masukan, demonstrasikan atau sediakan kesempatan bagi pelajar, ulangi atau tunjukkan cara pelajar mengulang-ulang materi serta rayakan atau pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Salah satu guru penerima sertifikasi, R.Indrawan, yang sehari-hari bertugas di SD 1 Surengede Kejajar, mengaku bangga dengan sertifikasi yang diterima dan siap meningkatkan kualitas pembelajarannya pada siswa sesuai arahan Bupati, khususnya di bidang ICT, minimal dengan memberikan bekal pemahaman dan keterampilan pada siswa sehingga dampak buruk yang ditimbulkan pesatnya perkembangan teknologi informasi bisa dihilangkan, berganti dengan skill mumpuni di bidang ICT yang bisa menjadi bekal mereka di masa depan.


wonosobokab 

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top