WONOSOBOZONE - Program swasembada pangan dalam jangka waktu 3 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah pusat merupakan program yang sangat mulia. Secara tidak langsung jika program tersebut berhasil akan mengangkat harkat dan martabat bangsa ini dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya para petani. Untuk mencapai itu semua membutuhkan kerja keras semua pihak baik pemerintahan, masyarakat khususnya para petani dan juga pihak – pihak yang berkaitan dengan masalah pertanian seperti prudusen pupuk dan obat-obatan, pedagang dan lain sebagainya.
Untuk itu dalam rangka menyukseskan program swasembada pangan khususnya Pajale (Padi,Jagung,Kedelai) telah dilaksanakan rapat koordinasi Upaya Khusus swasembada pangan di kantor Dinas Penyuluhan Pertanian Wonosobo, Senin (18/7) yang dihadiri kurang lebih 110 peserta terdiri dari Ka BPSDM( Fendi Permana ), Ka Bakorluh Jateng, Dandim 0707/Wonosobo, Danramil( Kota, Kertek,Selomerto,Wadslintang), Kabulog Sub DIVRE 10 Kedu, Ka BPS, Ka UPT, Kordinator PPL dan PHL.
Kepala Dinas Pertanian Ir Abdul Munir MSi membuka acara rapat koordinasi Upsus swasembada pangan menyampaikan terima kasih kepada Kodim yang telah bersedia membantu pemerintah menyukseskan program swasembada pangan. Terbukti saat ini banyak tentara yang dulu hanya memanggul senjata sekarang bersama para penyuluh dan petani terjun ke sawah. Mulai dari mengolah tanah yaitu membajak sawah, menanam sampai dengan memanen hasil. Ini merupakan bentuk motivasi yang cukup ampuh bagi kita semua dalam rangka menyukseskan swasembada. Perkembangan luas tanam padi April- September target 14.881,1 ha realisasi 9.414,9 ha ada selisih 5.466,2 ha atau setara 63,3%. Serapan gabah oleh Bulog Sawangan target Divre Kedu 9.000 ton pertanggal 15 juli 2016 sebanyak 5.976 ton beras atau 10.672 ton Gkp setara dengan 66,4%.
Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Dwi Hariyono menyampaikan beberapa hal antara lain keterlibatan tentara dalam program swasembada pangan ini merupakan perintah langsung dari Presiden RI Joko Widodo selaku panglima tertinggi. Tugas tentara sebagai pendamping, mengajak dan memotivasi bagi petugas penyuluh lapangan dan para petani sehingga diharapkan kehadiran TNI membawa perubahan yang lebih baik. Masa tanam yang tidak bisa dilaksanakan secara serentak merupakan kendala yang ada di lapangan. Untuk cuaca Wonosobo sulit di pridiksi, sehingga menghambat proses pengeringan gabah. Sedang untuk Bulog Sawangan belum mempunyai mesin pengering sendiri, dan lantai jemurpun sangat terbatas, tegas Dandim. Pihak kami sudah melaksanakan Maping persektor untuk panen, sehingga akan mempermudah daerah mana saja yang akan melaksanakan panen di minggu-minggu ke depan. Berkurangnya serapan gabah ke Bulog ternyata di lapangan petani masih banyak yang tergiur dengan bujuk rayu tengkulak, ini merupakan tantangan bagi TNI untuk lebih dekat dengan petani. Penambahan luas tanam TNI akan pro aktif, sinergitas tetap kita jaga untuk mengoptimalkan pencapaian Swasembada pangan, pungkas Letkol Dwi.
Reporter: (Pendim 0707/Wsb)
0 komentar:
Posting Komentar