WONOSOBOZONE - Wakil Bupati Wonosobo, Agus Subagiyo, Kamis, 8 September, menerima kunjungan tamu Doktor dari Griffith University Australia, Professor Donald, Professor Darren dan Doktor Samaral, di ruang kerjanya. Kunjungan dilakukan dalam rangka kerjasama jambanisasi keluarga bagi peningkatan taraf kesehatan lingkungan masyarakat. Menurut Muharsono, S.Km., M.Kes., admin dari LSM Yayasan Wahana Bhakti Sejahtera (WBS) Semarang, kerjasama ini terwujud atas gagasan Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan pihaknya, yang fokusnya bergerak di bidang kesehatan.
Menurutnya, kerjasama ini terwujud, karena melihat tingginya angka kesakitan cacing dan diare, khususnya pada anak di Wonosobo, sehingga tergagaslah ide kerjasama tersebut, dengan istilah Program Katajaga atau Kampung Total Jamban Keluarga.
Wabup sendiri mendukung program kerjasama ini, karena kesehatan adalah segala-galanya, khususnya kesehatan lingkungan. Faktor ini merupakan faktor utama yang turut andil dalam kenyamanan dan keharmonisan kehidupan bermasyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarga yang sehat.
Sebagai tahap awal, di tiga bulan terakhir ini, sudah dilakukan survei, untuk mendapatkan data sebagai pendukung program kerjasama ini untuk mewujudkan pembuatan jamban keluarga satu dusun total, dengan misi jamban murah jamban mudah namun sehat.
Dari hasil survei yang dilakukan, memunculkan data pendukung yang dibutuhkan, sehingga untuk program ini menyasar dua Kecamatan di Kabupaten Wonosobo, yakni Garung dan Kertek, yang masing-masing kecamatan diambil empat Desa dan perdesa diambil satu dusun total untuk pembuatan jamban keluarga, yakni Desa Siwuran, Sitiharjo, Menjer dan Kayugiyang untuk Kecamatan Garung serta Desa Purbosono, Candiyasan, Candisari dan Bojasari untuk Kecamatan Kertek.
Muharsono menambahkan, program ini rencanananya akan dimulai minggu depan dengan diawali dengan penyuluhan dan penelitian lagi. Penyuluhan yang dilakukan terkait dengan pentingnya jamban keluarga dalam penurunan penyakit cacingan, diare dan penyakit perut yang lainnya. Selain menanamkan pola pikir masyarakat, bahwa kotoran manusia harus dikubur atau dipendam. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel kotoran manusia untuk dilihat kadar cacing atau bakteri diare yang mungkin ditemukan. Sementara untuk teknis pembangunan jamban, dari delapan dusun yang ditunjuk, baru empat dusun yang dibangun dan sisanya tahun depan.
0 komentar:
Posting Komentar