WONOSOBOZONE - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo mengupayakan patroli secara lebih intensif di hampir seluruh wilayah yang terindikasi sebagai area rawan bencana. Hal itu, sebagaimana dijelaskan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD, Prayitno merupakan salah satu bentuk antisipasi terhadap potensi kejadian bencana, mengingat sepanjang bulan September ini, curah hujan diperkirakan akan terus berada pada intensitas di atas normal. "Patroli intensif kami usahakan merata di hampir seluruh wilayah, mengingat surat edaran dari Gubernur Jawa Tengah juga menyebut Kabupaten Wonosobo menjadi salah satu daerah yang mesti waspada terhadap tingginya curah hujan," terang Prayitno di sela pantauan lokasi rawan bencana, di sekitar Kecamatan Leksono, Kamis (22/9).
Surat edaran Gubernur Jateng, menurut Prayitno berisi imbauan agar fenomena El Nino, yang menyebabkan curah hujan di kisaran 51-200 mm diwaspadai. Kabupaten Wonosobo di wilayah barat dan timur, menurut Prayitno menjadi area yang diperkirakan memiliki potensi pergerakan tanah cukup tinggi akibat intensitas hujan mencapai 200 mm. Melalui patroli secara intensif itu pula, Prayit mengaku pihaknya juga berusaha menyampaikan imbauan kepada masyarakat, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap titik di sekitar permukiman yang rawan pergerakan tanah. BPBD, ditambahkan Prayitno juga telah mengambil langkah antisipatif dengan mengirim material dalam mengupayakan pencegahan musibah longsor, seperti di sekitar kampung Sirandu, Kelurahan Pagerkukuh. "Kami bersama Dinas Cipta Karya mengirimkan bronjong dan kantong berisi batuan untuk mencegah abrasi sungai di kampung Sirandu," ungkap Prayitno.
Sementara, di beberapa wilayah yang telah terjadi bencana berupa tanah longsor, seperti Leksono, Kalibawang, Sukoharjo, Wonosobo, Selomerto, dan Kertek, Prayit menegaskan bahwa pihak BPBD telah mengirimkan bantuan berupa logistik pendukung hidup keluarga terdampak.
0 komentar:
Posting Komentar