WONOSOBOZONE - Beberapa pekerja PT.Geo Dipa Energy Dieng alami luka bakar setelah tutup pengaman salah satu pipa gas PT.Geo Dipa Energy Dieng terlepas, Senin, 13 Juni.
Menurut Kepala Kesbangpol Wonosobo, Didiek Wibawanto, dalam laporan awalnya menyampaikan, sekitar pukul 08.45 WIB para teknisi perusahaan yang berlokasi di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara, melaksanakan pembersihan, pemeriksaan dan pengecekan di lokasi sekitar sumur.
Sekitar pukul 09.30 WIB, tutup pengaman gas dengan diameter 30 cm tiba-tiba terlepas sendiri, sehingga menimbulkan ledakan yang sangat keras di lokasi sumur, yang berada di dusun Pawuhan desa Karangtengah kecamatan Batur, dan mengenai para teknisi yang sedang merawat pipa gas dan membuat kepanikan para warga masyarakat yang bercocok tanam disekitar sumur gas.
Sekitar pukul 09.30 WIB, tutup pengaman gas dengan diameter 30 cm tiba-tiba terlepas sendiri, sehingga menimbulkan ledakan yang sangat keras di lokasi sumur, yang berada di dusun Pawuhan desa Karangtengah kecamatan Batur, dan mengenai para teknisi yang sedang merawat pipa gas dan membuat kepanikan para warga masyarakat yang bercocok tanam disekitar sumur gas.
Akibat ledakan tutup gas tersebut, sedikitnya 9 orang terluka. 8 pekerja, 1 warga setempat yang sedang bertani. Nama-nama korban tersebut adalah Yudi Iskandar, Supartono, dan Joko Irawan yang mengalami luka bakar berat, serta Supriyono, Vandy Pratama, Riki Andrianto, Samuri dan Fauzi yang mengalami luka ringan, dan 1 warga setempat, Sutriah (50).
Sebagian besar korban dibawa ke RSUD Krt.Setjonegoro Wonosobo, dan beberapa di RSI Wonosobo. Adapun kerugian materiil sampai rilis ini ditulis sedang dalam proses penanganan dan pencatatan pihak PT. Geo Dipa Energy.
Sebagian besar korban dibawa ke RSUD Krt.Setjonegoro Wonosobo, dan beberapa di RSI Wonosobo. Adapun kerugian materiil sampai rilis ini ditulis sedang dalam proses penanganan dan pencatatan pihak PT. Geo Dipa Energy.
Sementara menurut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Setjonegoro Kabupaten Wonosobo, Moh.Riyatno, kondisi beberapa korban saat masuk ke RSUD Krt.Setjonegoro rata-rata mengalami luka bakar.
Seperti Joko Irawanto (48), yang tercatat sebagai warga Mendolo Rt.4 Rw.6 Bumireso Wonosobo, dalam kondisi tidak sadar dan memerlukan bantuan napas, serta mengalami luka bakar hampir 20 persen dan luka robek. Joko Irawan sendiri dirawat di IGD Setjonegoro, dengan trauma inhalasi atau trauma luka bakar terutama di wajah sehingga mengganggu fungsi pernapasan, termasuk kemungkinan adanya benturan dengan benda di sekitar lokasi ledakan.
Sementara Yudi Iskandar (36) tercatat merupakan warga Sidojoyo Rt.3 Rw.6 Wonosobo, Supartono (47) warga Kertosono Rt.3 Rw.6 Nganjuk Jawa Timur, Vandy Pratama (25) warga Padang Ganting Tanah Datar Sumatera Barat, Riki Andrianto (24) warga Dieng Rt.4 Rw.1 Kejajar, Samuri warga Sidojoyo dan Supriyono warga Wonolelo.
Kondisi terakhir korban, Fauzi sudah diijinkan pulang, sementara Supartono, Vandy Pratama, dan Riki Andrianto juga diijinkan pulang namun masih harus rawat jalan. Sedang Yudi Iskandar akhirnya dirawat di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, karena tidak kebagian kamar di RSUD Krt.Setjonegoro. Sementara Sutriah (50) warga setempat, masih dirawat di IGD RSI Wonosobo.
Joko Irawanto sendiri terakhir kondisinya menurut dr.Totok Kristiyono, Sp.Anestesi, masih koma dan tengah diupayakan maksimal oleh pihak RSUD. Sedang Supriyono dan Samuri masih dirawat intensif di RSUD Krt.Setjonegoro, dengan memakai selang oksigen.
Terkait kejadian ini, Wakil Bupati Wonosobo, Agus Subagiyo, sesaat setelah menjenguk kondisi korban luka bakar di RSUD Krt.Setjonegoro menegaskan, pihaknya sudah bertemu dengan perwakilan PT. Geo Dipa Energi, dan memastikan semua korban dalam tanggungan perusahaan.
Untuk itu ia meminta keluarga korban untuk tenang dan tidak khawatir, karena seluruh biaya pengobatan ditanggung perusahaan. Untuk keamanan ke depan, Wabup meminta pihak perusahaan agar melakukan evaluasi menyeluruh, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.
Sebelumnya, kejadian serupa, pernah terjadi pada 30 Juni 2007, yang mengakibatkan sedikitnya 17 warga desa harus dilarikan ke Puskesmas Batur II di Desa Dieng Kulon untuk mendapatkan perawatan medis. Luka yang diderita mereka beragam, mulai dari luka bakar, sesak napas, hingga trauma karena ketakutan.
PT. Geo Dipa Energi Dieng sendiri merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan panas bumi di kawasan Dataran Tinggi Dieng. PLTP ini dikelola perusahaan patungan PT Pertamina (persero) dan PT PLN (persero). PT. Geo Dipa Energi Dieng mulai dioperasikan pada 2002 dengan kapasitas 1 x 60 Mw, yang kemudian disalurkan ke sistem jaringan interkoneksi Jawa, Madura, dan Bali, melalui Gardu Induk (GI) Dieng ke GI Wonosobo.
PLTP ini semula ditangani oleh PT Himpurna California Energy (HCE), sebuah perusahaan patungan antara Himpunan Purnawirawan ABRI (Himpurna) dengan California. Namun, karena proyek berhenti, kemudian diteruskan oleh PT. Geo Dipa Energi.Kawasan Dieng memiliki sumber panas bumi yang potensial untuk dikembangkan menjadi energi listrik cukup besar, yakni 1.400 Mw. Selain di Dieng, PT. Geo Dipa Energi juga memiliki proyek PLTP Patuha di Bandung, Jawa Barat.
PLTP ini semula ditangani oleh PT Himpurna California Energy (HCE), sebuah perusahaan patungan antara Himpunan Purnawirawan ABRI (Himpurna) dengan California. Namun, karena proyek berhenti, kemudian diteruskan oleh PT. Geo Dipa Energi.Kawasan Dieng memiliki sumber panas bumi yang potensial untuk dikembangkan menjadi energi listrik cukup besar, yakni 1.400 Mw. Selain di Dieng, PT. Geo Dipa Energi juga memiliki proyek PLTP Patuha di Bandung, Jawa Barat.
0 komentar:
Posting Komentar