Pesona bukit Rotodowo
Kirab tenong
WONOSOBOZONE - Destinasi wisata yang mengunggulkan panorama alam nan menakjubkan mata, khas dataran tinggi Dieng bertambah lagi. Melengkapi puncak bukit Sikunir dan Gunung Prau, yang telah lebih dulu masyhur sebagai tempat terbaik menikmati indahnya kilau matahari terbit, kini para pemburu sunrise bakal makin dimanjakan, seiring telah dibukanya puncak bukit Roto Dowo. Perbukitan yang terletak di Desa Igirmranak, Kecamatan Kejajar itu, secara resmi diperkenalkan sebagai salah satu objek wisata, dan dibuka untuk umum, Minggu (23/10). Acara konggres mata air dan Kenduri Lintas Komunitas, yang digelar Sabtu (22/10) malam, hingga Kirab tenong dan 7 bucu keesokan harinya menandai diperkenalkannya puncak Roto Dowo kepada dunia.
Kepala Desa Igirmranak, Joko Tri Sadono mengungkapkan harapannya, pembukaan roto Dowo sebagai objek baru wisata alam di kawasan Dieng, akan mampu menggeliatkan perekonomian warga di desanya. Keunggulan Roto Dowo dibanding puncak Prau maupun Sikunir, menurut Joko terletak pada kemudahan akses, yang hanya sepanjang 1 jam perjalanan dari Igirmranak, serta adanya kawasan tanah datar yang cukup luas di puncaknya. Jalur pendakian melalui Igirmranak menuju Roto Dowo, disebut Joko juga lebih aman dan tak terlalu menguras tenaga, karena relatif lebih landai. "Warga masyarakat Igirmranak akan terus menambah sarana demi kenyamanan pengunjung Roto Dowo, termasuk menghijaukan jalur dengan tanaman terong belanda, alias kemar," tutur Joko. Selain itu, warga ditegaskan Joko, juga akan membangun kampung ternak untuk mendukung pengembangan ekonomi warga, sekaligus bisa menjadi destinasi alternatif bagi para pengunjung. "Saya minta Pemkab dan semua pihak mendukung langkah kami dalam upaya memajukan desa ini, dengan turut mempromosikan roto Dowo," tandas Joko.
Keberanian warga Igirmranak untuk membuka Roto Dowo mendapat dukungan dari Ketua LSM Bhineka Karya Tafrikhan. Menurut pria yang bertahun-tahun aktif dalam upaya pemulihan lingkungan di kawasan Dieng itu, inisiatif warga Igirmranak untuk membangkitkan perekonomian desa dengan membuka objek wisata harus diapresiasi. Langkah tersebut, ditegaskannya bakal mampu mengurangi laju kerusakan lingkungan di Dieng, yang menurutnya kini sudah sangat parah. "Lebih dari 7.750 hektar, dari total 10.000 hektar lahan yang ada di kawasan Dieng, dalam kondisi kritis sehingga memang perlu langkah strategis dan nyata untuk memulihkannya," terang Tafrihan saat memberikan paparan dalam acara konggres mata air di Balai Desa setempat. Pengembangan sektor Pariwisata, termasuk di Igirmranak, diyakini Tafrihan akan menggerakkan masyarakat untuk berfokus pada upaya menjaga dan merawat lingkungan, demi menarik wisatawan.
Hal itu selaras dengan arahan Kepala Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agus Purnomo, yang meminta agar warga Igirmranak tak berhenti berinovasi dalam mengembangkan Roto Dowo. Mengingat semakin tingginya minat wisatawan terhadap objek-objek yang mengandalkan keindahan alam, Agus mengaku yakin Igirmranak, dengan pesona Roto Dowonya akan mampu berkembang, dan memberikan manfaat positif terhadap taraf perekonomian warga.
0 komentar:
Posting Komentar