WONOSOBOZONE - Berawal dari kegelisahan warga yang ketika harus memilah sampah di bank sampah terpadu, menemukan pembalut wanita bekas pakai, Desa Wulungsari, Kecamatan Selomerto akhirnya menyepakati terbitnya Peraturan Desa (Perdes) unik. Sebuah Perdes yang mengatur kewajiban kaum wanita di desa setempat mengenakan pembalut ramah lingkungan ketika tamu bulanan mereka tiba. "Tujuannya adalah untuk mengurangi sampah pembalut bekas, serta menjaga kesehatan kaum perempuan di desa kami, mengingat penggunaan pembalut sintetis disinyalir menjadi faktor penyebab kanker serviks" jelas Kepala Desa Wulungsari, Agus Martono di sela menerima kunjungan tim verifikasi data lomba halaman asri teratur dan nyaman (Hatinya) PKK tingkat Provinsi Jawa Tengah, Selasa (11/10).
Terbitnya Perdes tersebut, menurut Agus sangat efektif, mengingat saat ini hampir 99% kaum perempuan di Wulungsari, telah merasakan kenyamanan dengan pembalut ramah lingkungan yang juga dibuat oleh warga sendiri. Pembalut tersebut, seperti dikatakan Ketua PKK Desa, Ny. Eka Wastiah Martono, memang diinisiasi sendiri oleh kaum perempuan setempat. "Pencetus idenya ibu Ganti Astuti, yang mencoba menciptakan pembalut berbahan dasar kain anti tembus, dan dapat dicuci ulang saat selesai digunakan," terang Eka. Proses pembuatan pembalut yang mesti dicuci dengan sabun mandi dan disterelisasi dengan diseterika sebelum dipakai lagi itu, menurut Eka memang tak mudah.
Mulai dari memilih bahan yang dirasakan nyaman dipakai, tidak mudah tembus, serta mudah dicuci hingga diseterika dan kemudian dipakai kembali, diakui Eka membutuhkan waktu cukup lama. "Setidaknya tiga kali proses melalui ujicoba pakai, hingga bisa dipasarkan melalui warung-warung yang ada di sekitar desa Wulungsari," tandas Eka. Kini, kaum perempuan yang hendak mengenakan, bisa dengan mudah mendapatkan pembalut ramah lingkungan di warung terdekat dengan harga cukup terjangkau. "Harga per kemasan mulai dari Rp 20.000,- berisi 2 pembalut, dan Rp. 40.000,- untuk kemasan berisi 4 pembalut," pungkasnya.
Inisiatif warga Wulungsari yang demikian kreatif, mendapat sambutan sangat positif dari Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo, Ny Fairuz Eko Purnomo. Di sela mendampingi tim penilai meninjau desa Wulungsari, Fairuz mengakui, ia sangat terkesan dengan kreasi yang dihasilkan, serta komitmen mereka menjaga lingkungan sehat di seluruh pelosok desa. "Saya berharap kondisi positif ini tak sekedar untuk dilombakan, tapi bisa terus dipertahankan agar menjadi teladan bagi desa-desa lain di Wonosobo," ungkap Fairuz.
Senada, Ketua tim verifikasi Provinsi Jawa Tengah, Ny Buntarno juga mengakui apa yang ia temui di Wulungsari adalah hal luar biasa. Selain inisiatif menjaga kesehatan dengan membuat pembalut ramah lingkungan, ia mengaku terkeseima dengan cara warga memanfaatkan halaman rumah mereka, di mana hampir semua diisi dengan beragam tanaman kaya manfaat. "Saya tidak bisa menjanjikan juara untuk Wulungsari ini, tapi jujur harus saya akui, kans untuk menuju ke arah itu terbuka sangat lebar," tandas Bunarto sebelum meninggalkan desa yang terletak 3 kilometer di timur kantor Kecamatan Selomerto itu.
0 komentar:
Posting Komentar