foto : mei |
WONOSOBOZONE - Pj
Bupati Wonosobo, Satriyo Hidayat, meminta kepada pemilik jamu Rumpun Padi,
Sudaryati, agar lebih memperhatikan kemasan produk jamunya, sehingga bisa
menarik dan laku keras di pasaran. Hal ini disampaikan Satriyo, saat
mengunjungi home industry jamu milik
Sudaryati di gang Mawar, Kampung Mirombo, Kelurahan Rojoimo, Kamis, 3 Desember.
Menurutnya
pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk
agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan
dan distribusi.
Dari segi promosi, wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya
tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu
diperhatikan dalam perencanaannya. Diakuinya kemasan saat ini sudah cukup
bagus, namun perlu ditingkatkan lagi, sehingga punya daya jual tinggi.
Selain kemasan, Satriyo juga meminta agar dalam tiap kemasan produk jamu yang dihasilkan, dicantumkan expired date atau tanggal kadaluwarsa, sehingga lebih terjamin kualitas dan kesehatan produk, dan yang terpenting masyarakat selaku konsumen terpenuhi jaminan keselamatan mereka saat meminum jamu.
Secara sederhana, untuk mengetahui tanggal kadaluwarsa ini bisa dilakukan dengan membandingkan produk jamu yang sudah dihasilkan yang disimpan beberapa waktu dengan jamu yang baru saja diproduksi, sehingga bisa diketahui berapa lama daya tahan jamu yang dihasilkan.
Didampingi Kepala Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wonosobo, Agus Purnomo, menurutnya, jamu yang diproduksi dan dijual ke masyarakat umum harus memenuhi aturan yang ditetapkan, antara lain mengenai persyaratan obat tradisional, aturan kemasan, serta pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).
Untuk itu ke depan ia berharap, selain kemasan menarik dan tanggal kadaluwarsa, dalam tiap kemasan produk jamu Rumpun Padi juga dicantumkan komposisi produk, sehingga konsumen bisa mendapat informasi dan kepastian bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam tiap produk jamu yang dipasarkan. Jika hal-hal ini diperhatikan ia optimis, produk jamu Rumpun Padi bisa lebih meningkat dengan pangsa pasar yang lebih luas. Dan yang terpenting segala bantuan yang diberikan kepada Sudaryati, baik dari Kementerian Pertanian maupun dari Pemerintah Daerah, bisa dipergunakan dengan baik sesuai peruntukkannya, utamanya dalam ikut mensejahterakan kelompok-kelompok home industry yang ada di tengah masyarakat.
Menanggapi hal ini, Sudaryati mengaku siap untuk melaksanakan arahan Pj Bupati, diantaranya dengan membeli alat untuk menentukan tanggal kadaluwarsa produk jamu. Untuk kemasan sendiri, ia mengaku akan coba memperbaiki dengan mempertimbangkan beberapa contoh desain kemasan produk bersama-sama dengan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Berdikari lainnya.
Sementara terkait promosi, pihaknya pada akhir September kemarin, telah memenuhi undangan promosi dan pameran, seperti di Suriname, Belanda, Jerman, dan Denmark. Terakhir ia mengikuti Tong Tong Fair di Den Haag Belanda.
Menurutnya, dalam festival yang sebelumnya dikenal sebagai pasar malam besar untuk budaya Indo (Eropa-Indonesia) yang diadakan setiap tahun di Belanda, banyak yang tertarik untuk membeli produk jamu Rumpun Padi. Termasuk tawaran untuk ikut memasarkan produknya. Hal ini tidak terlepas dari kedekatan emosional lamanya penjajahan Belanda di Indonesia, sehingga sedikit banyak beberapa tradisi dan budaya orang Indonesia, khususnya Jawa, banyak yang dilakukan di Belanda, seperti kebiasaan minum jamu untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh.
source: wonosobokab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar