WONOSOBOZONE - Operasi penyakit mata katarak gratis, yang digelar Pemerintah Kabupaten Wonosobo bekerjasama dengan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Yogyakarta, serta didukung sponsor dari Djarum Foundation dan Geodipa Energy, yang masuk dalam agenda rangkaian peringatan Hari Jadi Wonosobo ke 191 dan Hari Kesehatan Nasional ke 52 tahun 2016, melampaui target.
Menurut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Setjonegoro Kabupaten Wonosobo, dr. Mohamad Riyatno, M.Kes., di sela kegiatan operasi, Minggu, 6 November, di RSUD Krt.Setjonegoro, kegiatan bertajuk Bhakti Sosial Penyakit Katarak Gratis ini pada awalnya ditargetkan diikuti oleh 50 warga masyarakat penderita penyakit katarak di wilayah Kabupaten Wonosobo. Namun ternyata animo masyarakat sangat tinggi, sehingga jumlah peserta melebihi target, yakni menjadi 56 orang. Bahkan ada 2 peserta yang berasal dari luar Wonosobo, yakni Nasiin dan Zaeni, keduanya warga Batur Banjarnegara, dan mereka tetap bisa mengikuti operasi katarak gratis ini. Tercatat warga asal Kertek menjadi peserta terbanyak dengan 7 peserta, diikuti warga asal kecamatan Kalikajar, Kaliwiro, Kepil, Wonosobo dan Selomerto, yang masing-masing berjumlah 5 orang. Seluruh kecamatan mengikutkan warganya yang rata-rata sudah berusia lanjut.
Sasaran sendiri adalah warga tak mampu yang selama ini belum terlindungi jaminan kesehatan, utamanya BPJS. Kegiatan yang digagas sebagai bentuk kepedulian sosial di tengah masyarakat ini diakui Riyatno agak mundur dari agenda rangkaian peringatan Hari Jadi Wonosobo ke 191, yang jatuh di bulan Juli, dikarenakan menyesuaikan jadwal para dokter yang tergabung dalam PERDAMI, sembari memberi kesempatan pada warga untuk bisa mengikuti kegiatan ini.
Sesuai rencana sebelumnya, dalam operasi kali ini, satu orang pasien dioperasi satu matanya, agar ada pemerataan dengan pasien lain sekaligus sebagai antisipasi terjadinya infeksi pasca operasi. Bagi pasien yang katarak pada dua matanya diprioritaskan pada salah satu mata yang kondisinya lebih berat. Pihaknya juga mensyaratkan bagi para peserta operasi katarak gratis, agar menjaga kadar gula darah, karena pada saat operasi, kadar gula tak boleh melebihi 200 mg/dl dan tensi maksimal adalah 150/90 mmhg. Sebelumnya, syarat mengikuti operasi gratis ini, adalah mendaftar di puskesmas terdekat, dengan membawa foto copy KTP dan fotocopy KK saat mendaftar sebagai syarat administratif. Semua proses hingga saat operasi dan bahkan sampai pada pasca operasi, atau pada saat pasien melakukan kontrol di RSUD Krt.Setjonegoro, tidak dipungut biaya sepeserpun.
Haedar Efendi, perwakilan dari Djarum Foundation, mengungkapkan pihaknya sengaja ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, selain sebagai bagian dari program CSR perusahaannya melalui tajuk Djarum Foundation Bakti untuk Negeri, juga dilandasi niatan untuk membantu penduduk Wonosobo yang semula belum bisa melihat dengan jelas jadi bisa melihat dengan baik. Kegiatan kali ini merupakan yang ke 51 kalinya digelar pihaknya bersama PERDAMI, dan tak kurang dari 1900 mata di wilayah Jateng dan DIY telah berhasil disembuhkan melalui kegiatan baksos operasi mata katarak gratis ini.
Sementara Bupati Wonosobo, Eko Purnomo, yang hadir menyaksikan pelaksanaan operasi, didampingi Wakil Bupati, Wakil Ketua DPRD, M.Albar, Sekretaris Daerah serta beberapa Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah, berharap agar kegiatan bhakti sosial operasi katarak gratis bagi masyarakat ini, mampu membuahkan manfaat, serta berdampak positif terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat khususnya kesehatan mata.
Menurutnya, penyakit mata masih merupakan masalah kesehatan masyarakat bagi masyarakat kurang mampu, utamanya penyakit katarak, yang mana penyakit ini bisa mengakibatkan kebutaan. Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah semua pihak, sebab upaya-upaya promotif kesehatan mata yang selama ini sudah dilaksanakan, ternyata belum begitu menyentuh masyarakat kebanyakan.
Para dokter mata yang sudah profesional, maupun yang baru saja menyelesaikan pendidikannya, serta para pihak yang peduli dengan kesehatan mata masyarakat, harus bisa menangkap hal ini dengan bijaksana. Mereka diminta lebih intensif lagi, dalam upaya memasyarakatkan kesehatan mata kepada semua lapisan masyarakat dan bisa membuat masyarakat melihat, bahwa kesehatan mata adalah kebutuhan primer, bukan lagi menjadi kebutuhan tersier atau barang mewah, sehingga mereka secara sadar memeriksakan kesehatan matanya di instalasi-instalasi kesehatan terdekat secara periodik.
0 komentar:
Posting Komentar