WONOSOBOZONE - Untuk memenuhi target jangka pendek, meraih kembali penghargaan prestius lingkungan hidup untuk kota bersih, Piala Adipura, yang beberapa tahun terakhir lepas dari Wonosobo, Pemerintah Kabupaten Wonosobo bersama jajaran legilslatif, melakukan study banding ke Kabupaten Brebes, Selasa, 1 November. Hal ini ditegaskan Bupati Wonosobo, Eko Purnomo, yang memimpin langsung rombongan kunjungan kerja, yang terdiri dari Ketua Komisi B, Ketua Komisi C, Staf Ahli bidang Fispra, Asisten Pembangunan Sekda, Dinas Ciptakaru dan Kebersihan, Bappeda serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Menurutnya, kunjungan kerja ini untuk meilhat langsung bagaimana kondisi pengolahan sampah ideal yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Brebes, sehingga bisa membantu mengatasi penanganan sampah yang ada di Kabupaten Wonosobo. Dipilihnya Brebes, karena kabupaten ini dianggap telah mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk mengolah limbah sampah yang diproduksi masyarakatnya, yang ditandai adanya pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dan Tempat Pengolahan Akhir yang memadai, serta didukung warga masyarakatnya, dengan mendirikan ratusan bank sampah di hampir seluruh kecamatan di Brebes, yang tersebar sampai kampung-kampung. Di sisi lain, Kabupaten Brebes telah melakukan proses pengolahan sampah menggunakan mesin pengolah sampah, sehingga menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dan ramah lingkungan.
Kunjungan kerja kali ini diharapkan juga bisa menjadi konsep dan program pembangunan Pemkab yang bisa diseriusi oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah serta seluruh elemen masyarakat di Wonosobo, sehingga dapat mewujudkan Wonosobo kota bebas sampah tahun 2020.
Senada, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wonosobo, Muawal Soleh, menyampaikan bahwa saat ini di Kabupaten Wonosobo, dengan jumlah timbulan sampah mencapai 1.773 meter kubik per hari, hanya 180 meter kubik per hari yang terkelola di TPA. Hal ini berarti sebagain besar sampah di Kabupaten Wonosobo dibuang ke tempat sampah yang tidak standar. Di sisi lain, TPA sebagai tempat pembuangan akhir, luasnya sangat terbatas. Dengan luasan 1,2 hektar, hanya 0,7 hektar saja yang digunakan untuk menimbun timbulan sampah.
Dengan jumlah timbulan sampah masyarakat yang semakin besar volumenya, dikhawatirkan umur TPA akan semakin pendek. Hal ini semakin diperparah dengan gaya hidup masyarakat yang semakin modern, yang menghasilkankan banyak sampah plastik yang sulit diurai ke alam.
Melihat permasalahan pembangunan di bidang kebersihan di Kabupaten Wonosobo tersebut, sangat perlu dipacu. Dengan target capaian Wonosobo bebas sampah di tahun 2020, membutuhkan sinergitas yang besar antara pemerintah daerah, swasta dan masyarakat. Didorong dengan lepasnya gelar Adipura, Kabupaten Wonosobo perlu melakukan evaluasi penanganan kebersihan, khususnya TPA, supaya perlu lebih diperbaiki dengan melengkapi sarana yang lebih memadai. Jumlah sampah non organik atau plastik, yang semakin membengkak, perlu ditangani dengan teknologi khusus, sehingga di TPA berfungsi secara optimal, baik pengurangan dan pemanfaatan sampah.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Wonosobo, Wahyu Nugroho, dalam kunjungan kerja yang diterima langsung oleh Plt. Bupati Brebes, Budi Wibowo, meminta keseriusan dari Pemkab Wonosobo, sehingga setelah kunjungan kerja ini, bisa ditindaklanjuti dengan menerapkan teknologi pengolahan sampah sebagaimana yang diterapkan oleh Pemkab Brebes untuk mengatasi permasalahan sampah di Wonosobo. Dalam RPJMD Kabupaten Wonosobo sendiri, melihat potensi yang dimilki Kabupaten Wonosobo, salah satunya wisata yang punya keunggulan sendiri dengan kondisi spesifik alamnya, sebagai pintu keberhasilan jejaring pembangunan dan peningkatan ekonomi, yang mana untuk mendukung terwujudnya hal tersebut sangat diperlukan strategi dan penanganan permasalahan sampah bersama masyarakat.
Hal ini juga tidak lepas dari adanya kenyataan bahwa peningkatan peradaban manusia tidak hanya dilihat dari sisi pembangunan fisik saja, tetapi juga penyadaran untuk terwujudnya lingkungan bersih. Negara maju menurutnya, salah satunya dapat dilihat dari kesadaran manusia bertanggungjawab terhadap sampahnya. Dengan kota yang besih akan menjadi daya tarik tersendiri dan memberikan rasa nyaman bagi wisatawan.
0 komentar:
Posting Komentar