WONOSOBOZONE - Jumlah peserta KB Pria dengan menggunakan metode Medis Operasi Pria (MOP) di Wonosobo tahun 2015 lalu mencapai 87 orang. Untuk ukuran Provinsi Jawa Tengah, jumlah tersebut terhitung besar, karena secara prosentase kepesertaan KB pria dengan MOP masih berada di bawah angka 3 %.
Seiring dengan dideklarasikannya gerakan Ayo Ikut KB di Sasana Adipura Kencana, Kamis (25/2), Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BKKB PP dan PA), Junaedi menargetkan jumlah peserta KB pria di Tahun 2016 bisa lebih banyak lagi.
“Bersamaan dengan acara deklarasi ini kami memberikan pelayanan kepada sekitar 400 akseptor, termasuk di dalamnya 30 akseptor baru dengan metode MOP,” jelas Junaedi.
Upaya peningkatan kesadaran kaum pria untuk menjalani MOP tersebut, menurut Junaedi sejalan dengan arahan dari Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko yang meminta setiap daerah di Jawa Tengah agar lebih mendorong kesuksesan program KB dengan lebih serius.
“Melalui deklarasi ayo ikut KB tingkat provinsi Tingkat Jawa Tengah yang digelar di Wonosobo ini, tentu semakin memicu kami untuk bergerak lebih sigap meningkatkan kepesertaan KB di Wonosobo,” lanjut Junaedi. Di Tahun 2015 lalu, Junaedi juga mengungkap keberhasilan pihaknya menambah jumlah akseptor kategori pasangan usia subur (PUS) hingga mencapai 80 % dari target sekitar 166 ribu.
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjadi akseptor KB, termasuk para pria dengan MOP nya, dikatakan Junaedi akan berimbas positif terhadap upaya menekan angka kemiskinan di Wonosobo. Selain itu, Junaedi juga meyakini adanya korelasi positif antara meningkatnya kepesertaan KB dengan naiknya kualitas sumber daya manusia.
“Semakin terkendalinya jumlah penduduk, kesejahteraan pun meningkat dan tentu akan mendongkrak kemampuan keluarga untuk menyekolahkan anaknya setinggi mungkin,” sebut Junaedi.Pentingnya kaum pria untuk turut aktif ber KB juga dikemukakan oleh Deputy Pengendalian Kependudukan BKKBN RI, Wendy Hartanto. Wendy yang hadir sebagai narasumber dalam acara dialog seusai deklarasi, menyebut bahwa sebenarnya KB jauh lebih luas dari sekedar sosialisasi alat kontrasepsi.
“Kontrasepsi hanya alat, sedang KB adalah sebuah program yang mesti disadari urgensinya bagi setiap keluarga,” terang Wendy. Seiring semakin majunya jaman, pihak BKKBN RI dikatakan Wendy juga berupaya untuk mendorong kepesertaan KB mantap di luar IUD, Implan, dan MOW. “Kini perlu didorong pula kepesertaan KB pria melalui metode MOP, karena terbukti efektifitas dan efisiensinya,” pungkas Wendy.
0 komentar:
Posting Komentar