Dr Oki saat memberikan materi 
WONOSOBOZONE - Jelang bergulirnya Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, yang akan digelar serentak se-Indonesia, pada 8 sampai 15 Maret 2016, Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo gelar sosialisasi yang diikuti tidak kurang dari 60 peserta lintas sektor dan instansi serta dari Organisasi Keagamaan, Perempuan, Profesi dan fasilitas pelayanan kesehatan, Kamis, 18 Februari, di RM Sari Rasa.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Jaelan, mengungkapkan, sosialisasi digelar untuk meningkatkan pemahaman tentang imunisasi khususnya PIN polio serta meningkatkan penggerakkan
Masyarakat untuk mendukung keberhasilan PIN polio di Kabupaten Wonosobo.
            
PIN polio sendiri merupakan salah satu strategi global untuk mewujudkan eradikasi polio atau usaha untuk menekan perkembangan virus penyebab polio sejak usia dini. Salah satu strategi menyukseskan program ini adalah melalui sosialisasi secara masif kepada masyarakat dan pemangku kepentingan terkait, sehingga anak usia 0 – 59 bulan dipastikan sehat melalui pemberian imunisasi polio pada pekan imunisasi nasional.
            
Jaelan menambahkan, sebelum sosialisasi, pihaknya sudah melakukan beberapa kegiatan, diantaranya sosialisasi pergantian tOPV ke bOPV kepada dokter puskesmas, pelatihan petugas imunisasi puskesmas, koordinasi penyusunan perencanaan PIN polio dengan seluruh Kepala Puskesmas, pertemuan persiapan PIN polio bagi petugas imunisasi dan koordinator bidan puskesmas, pembentukan Pokja eradikasi polio Kabupaten Wonosobo, serta pemetaan sasaran dan kebutuhan logistik per puskesmas yang dilaksanakan pada awal Februari kemarin.
            
Dari hasil pemetaaan diperoleh data, jumlah sasaran anak yang mendapat imuniasi polio adalah 62.678 anak, jumlah pos PIN sebanyak 1.084, jumlah tenaga kesehatan sebanyak 493 orang, jumlah kader 5.244 orang, jumlah vaksin 3.935 vial dan vaksin karier sebanyak 319. Direncanakan untuk Kabupaten Wonosobo, pencanangan PIN polio akan dilaksanakan pada 8 Maret 2016.
            
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Okie Hapsoro BP, menyampaikan, pada bulan Mei 2012, WHO mendeklarasikan bahwa eradikasi polio merupakan salah satu kedaruratan kesehatan masyarakat dan perlu disusun satu strategi menuju eradikasi polio. Pada akhir 2020 diharapkan penyakit polio telah berhasil dihapus dari seluruh dunia. Indonesia sendiri sebenarnya telah berhasil menerima sertifikat bebas polio bersama dengan Negara anggota WHO di wilayah Asia Tenggara pada bulan Maret 2014. Sementara dunia masih menunggu negara lain yang belum bebas polio yakni Afghanistan, Pakistan dan Nigeria. Dari hasil penilaian resiko yang dilakukan WHO antara tahun 2011 – 2014, Indonesia dinyatakan beresiko tinggi terhadap importasi virus polio. Untuk itu, perlu diadakan strategi menuju eradikasi polio dengan beberapa strategi, yakni pekan imunisasi nasional polio, penggantian trivalent oral polio vaccine (tOPV) ke bivalent oral polio vaccine (bOPV) serta pengenalan inactivated polio vaccine (IPV).
            
Kegiatan PIN polio sendiri sebenarnya bukanlah program baru. Indonesia sudah pernah melaksanakan dan berhasil, 3 tahun berturut-turut, pada tahun 1995, 1996 dan 1997. Sehingga sejak tahun 1996, sudah tidak ditemukan lagi virus polio liar asli Indonesia. Namun pada tahun 2005 terjadi kejadian luar biasa (KLB) polio di 47 kabupaten/kota di 10 provinsi. Selain itu juga ditemukan 46 kasus vaccine derived polio virus (VDPV) atau kasus polio yang disebabkan oleh virus dari vaksin, yang terjadi apabila banyak anak yang tidak diimunisasi. Kasus polio liar terakhir yang mengalami kelumpuhan ditemukn pada 20 Februari 2006 di Aceh Tenggara.
            
PIN polio tahun ini sangat penting untuk memastikan seluruh anak Indonesia telah terlindungi dari virus polio tipe 2 sehubungan penggantian tOPV ke bOPV. Di Wonosobo sendiri, masih ada sebagain kecil masyarakat yang menolak pemberian imunisasi. Hal ini disebabkan masih adanya kekhawatirkan vaksin berasal dari lemak babi. Terkait hal ini, Oki berharap adanya kerjasama Camat untuk bisa berkoordinasi dengan puskesmas setempat serta melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat maupun PKK setempat untuk mendukung pelaksanaan PIN polio. Diharapkan di tiap Kecamatan dilaksanakan pencanangan PIN polio.
            
Disebutkan Oki, Indonesia merupakan satu dari 3 negara yang sukses menghasilkan vaksin sendiri, selain India dan Swedia, dan dipastikan halal, karena tidak menggunakan lemak babi.
            
Menanggapi kekhawatiran sebagian warga ini, ketua MUI Wonosobo, Muchotob Hamzah, menyampaikan, pemberian vaksin melalui imunisasi merupakan halal, karena penggunaan obat semacam ini ada manfaatnya dari segi medis. Obat semacam ini bisa melindungi anak dan mencegah mereka dari kelumpuhan. Dipastikan vaksin dari Indonesia, yang diproduksi PT. Bio Farma Bandung bebas enzim babi.

Sementara Eni Sih Marwani dari seksi Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Kejadian Luar Biasa (P3KLB) menyampaikan tahapan eradikasi polio global adalah pelaksanaan PIN polio secara nasional dengan cakupan minimal 95%, penggantian vaksin tOPV menjadi bOPV pada bulan April 2016 secara dunia sedang nasional tangal 4 April 2016 serta pelaksanaan vaksin baru IPV pada bulan Juli 2016.

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top