Foto: KAI |
WONOSOBOZONE - Masyarakat Transportasi Indonesia menilai biaya pembangunan
Bandara Wirasaba akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk mereaktivasi jalur
kereta api (KA) Purwekerto–Purbalingga–Banjarnegara–Wonosobo.
Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Riset MTI Djoko Setijowarno
menuturkan wisata baru akan tercipta jika transprotasi kereta api jalur
tersebut dapat beroperasi. “Wisata sepanjang sungai serayu,” katanya, Minggu
(14/2/2016).
Dia mengungkapkan terciptanya wisata baru tersebut lantaran lintas
KA Banjarnegara–Wonosobo menyusuri tepian sungai Serayu. Dia menunturkan,
lintas KA tersebut tidak ada di daerah lainnya.
Djoko menekankan, bandara tersebut saat ini bukan menjadi
kebutuhan masyarakat. Menurutnya, naiknya status Landasan Udara (Lanud)
Wirasaba menjadi bandara komersial tidak banyak memberikan keuntungan bagi
daerah sekitarnya.
Perubahan itu justru akan menaikan anggaran perjalanan pejabat dan
anggota dewan di beberapa daerah seperti Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara,
Purbalingga, Banyumas, dan Kebumen. “Biasanya naik kereta beralih naik
pesawat,” tuturnya.
Selain itu, dia menuturkan, biaya tersebut juga akan lebih
bermanfaat jika digunakan untuk membangun transportasi pedesaan. Daerah-daerah
tersebut, dalam pandangannya, sangat membutuhkan transportasi pedesaan yang
sehat.
Saat ini menurutnya, armada angkutan pedesaan yang masih
beroperasi tinggal kurang dari 20%. Oleh karena itu, tidak heran jika setiap
hari, kendaraan untuk mengangkut hewan seperti truk digunakan unutuk mengangkut
orang.
Dia mengungkapkan, di daerah-daerah tersebut pelajar sudah
terbiasa dan tidak lagi memerhatikan faktor keselamatan. Mereka, menurutnya,
menaiki angkutan hingga atap kendaraan yang sudah berumur tua dan tidak layak
beroperasi.
Dikutip dari situs PT Kereta Api Indonesia , pada tahun lalu
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan melalui konsultan
telah melaksanakan survei awal terkait rencana trase jalur rel yang akan
dibangun untuk reaktivasi KA Purwekerto – Wonosobo.
Berdasarkan masukan dari masing-masing pemerintah kabupaten
seperti Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo serta kajian tim
konsultan Ditjen KA, rencana jaluar KA Purwekerto – Wonosobo itu hanya akan
menggunakan sekitar 38% trase lama.
Masih dalam situs PT KAI, sementara selebihnya akan dibuka trase
baru. Pembukaan trase baru tersebut diperlukan karena trase lama tidak bisa
digunakan lagi seluruhnya dengan alasan keselamatan.
Trase lama tersebut, di beberapa titik, berada di tengah perkotaan
yang pada penduduk seperti di Purwekoerto. Kemudian, beberapa titik juga
berdampingan dengan jalan raya seperti antara Klampok – Banjarnegara sehingga
tidak mungkin dibangun jalur KA dengan kecepatan sampai 90 km/jam.
Jalur KA Purwekerto–Wonosobo yang memiliki panjang 94 kilometer
(km) pada era 1990-an dihentikan operasinya lantaran pada saat itu dipandang
kurang efektif.
Source: bisnis.com
Editor: Yusuf Waluyo Jati
0 komentar:
Posting Komentar