WONOSOBOZONE - Mengenalkan
pentingnya kepedulian akan problematikan seputar limbah dan sampah harus
dimulai sejak dini. Kesadaran untuk peduli efek negatif sampah bagi kehidupan
tersebut berusaha ditumbuhkembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Informatika Wonosobo. Melalui organisasi pecinta alam Dumatesa, para siswa
diajarkan bagaimana melihat sampah sebagai benda yang perlu diperhatikan secara
serius agar tidak lagi menjadi problem, melainkan justru dapat dikreasi sebagai
bagian dari solusi. Untuk keperluan mengenalkan teknologi pengelolaan sampah
dan beragam jenis limbah itulah, Nurul Khafidhoh selaku Pembina Dumatesa
berinisiatif memberikan materi pelajaran berupa pengolahan sampah menjadi pupuk
cair dan kompos.
Ketika
ditemui di salah satu ruang kelas, Selasa (20/1), Nurul menjelaskan bahwa upaya
pihaknya mengajarkan teknik pembuatan pupuk cair melalui Dumatesa itu mendapat
respon positif dari para siswa. Dengan mentehaui pola dan teknik pembuatan
pupuk berbahan dasar sampah, Nurul berharap para siswa SMK Informatika akan
menjadi inspirator di lingkungan tempat tinggal mereka. Generasi muda perlu
disadarkan untuk bisa menjadi bagian dari solusi agar kelak mereka bisa
berperan sebagai agen perubahan menuju hal-hal yang lebih baik. Selain membuat
pupuk cair maupun kompos, dalam pelajaran pengelolaan lingkungan, para siswa
juga dilatih membuat biopori. Pembuatan biopori merupakan langkah taktis yang
dianggap efisien untuk mengatasi genangan air di halaman sekolah, mengingat
curah hujan di Wonosobo yang tergolong tinggi.
Inisatif
Dumatesa tersebut diapresiasi oleh pihak sekolah. Ruliyanto salah satu pengajar
di SMK Informatika mengaku sangat antusias menanggapi keseriusan Dumatesa dalam
mengajarkan ilmu pengelolaan limbah serta pembuatan biopori kepada para
siswanya. Ruli berharap, dengan adanya pembelajaran tersebut, lingkungan
sekitar sekolah akan semakin bersih, asri, dan memberi efek positif bagi kenyamanan kegiatan belajar mengajar.
0 komentar:
Posting Komentar