Sosialisasi peningkatan pendidikan
WONOSOBOZONE - Masih rendahnya angka partisipasi pendidikan di Kabupaten Wonosobo, mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih serius memotivasi masyarakat agar kembali ke bangku sekolah. Sampai di penghujung tahun 2016, Dinas Pendidikan Budaya Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) mencatat, rerata lama sekolah (RLS) masih ada di angka 6,11 Tahun. Angka tersebut baru setara dengan waktu tempuh peserta didik lulus dari sekolah dasar (SD). Artinya, masih banyak penduduk di Kabupaten sejuk ini yang memilih untuk tidak melanjutkan jenjang pendidikan mereka selepas menamatkan sekolah dasar. Hal ini tentu saja menimbulkan keprihatinan bersama, mengingat pendidikan merupakan salah satu penopang kemajuan bangsa.
Memperhatikan kondisi itulah, Pemkab Wonosobo, melalui Dikbudpora dan beberapa OPD terkait, mulai Jumat (2/12), menggelar roadshow bertajuk Meningkatkan Partisipasi Pendidikan, ke 15 Kecamatan. Ketua TP PKK Kabupaten, Ny Fairuz Eko Purnomo, dalam arahannya pada roadshow pembuka di Aula Kecamatan Wonosobo, menegaskan pentingnya semua elemen untuk bersinergi mendorong peningkatan partisipasi pendidikan.
Di depan para peserta roadshow, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti Lurah, Kades, Tokoh Agama dan tokoh masyarakat, serta insan pendidik, Fairuz menekankan perlunya kesadaran untuk memotivasi warga di sekitar agar meneruskan pendidikannya. "Yang belum lulus SD didorong agar mengikuti kejar paket A, yang belum lulus SMP agar ikut kejar Paket B, dan bagi yang belum menuntaskan SMA untuk ikut kejar Paket C," tutur Fairuz.
penyerahan simbolis
Demi memudahkan warga untuk mengakses kejar paket, Fairuz berharap sekolah-sekolah di setiap desa atau kelurahan menyediakan ruang kelas. Hal itu, menurutnya lebih efektif dan efisien daripada siswa kejar paket harus ke PKBM atau sanggar kegiatan belajar. "Para guru saya harap juga bersedia mendukung program peningkatan RLS ini dengan mengalokasikan waktu untuk mengajar siswa kejar paket," tambahnya. Apabila program tersebut berhasil dimulai pada awal 2017 mendatang, Fairuz meyakini target untuk meningkatkan RLS mencapai 7,11 Tahun pada akhir 2017 bisa terwujud.
Menanggapi program positif tersebut, Camat Wonosobo, Zulfa Ahsan Alim menegaskan kesiapan jajarannya untuk mendukung. Kepada para Kepala Desa maupun Lurah, serta para tokoh masyarakat, Zulfa meminta agar mereka membantu dalam pendataan warga yang putus sekolah. "Warga putus sekolah, utamanya untuk usia 15 tahun ke atas agar didata untuk kemudian dilaporkan ke Dinas Pendidikan, sehingga bisa dimasukkan ke dalam data pokok pendidikan (Dapodik), dan selanjutnya disampaikan ke Badan Pusat Statistik," pintanya. Demi kelancaran pendataan, Zulfa juga berharap, Kades maupun Lurah dan tokoh masyarakat memanfaatkan jejaring RT, RW sampai kader-kader TP PKK di Desa/ Kelurahan masing-masing.
WONOSOBOZONE - Masih rendahnya angka partisipasi pendidikan di Kabupaten Wonosobo, mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih serius memotivasi masyarakat agar kembali ke bangku sekolah. Sampai di penghujung tahun 2016, Dinas Pendidikan Budaya Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) mencatat, rerata lama sekolah (RLS) masih ada di angka 6,11 Tahun. Angka tersebut baru setara dengan waktu tempuh peserta didik lulus dari sekolah dasar (SD). Artinya, masih banyak penduduk di Kabupaten sejuk ini yang memilih untuk tidak melanjutkan jenjang pendidikan mereka selepas menamatkan sekolah dasar. Hal ini tentu saja menimbulkan keprihatinan bersama, mengingat pendidikan merupakan salah satu penopang kemajuan bangsa.
Memperhatikan kondisi itulah, Pemkab Wonosobo, melalui Dikbudpora dan beberapa OPD terkait, mulai Jumat (2/12), menggelar roadshow bertajuk Meningkatkan Partisipasi Pendidikan, ke 15 Kecamatan. Ketua TP PKK Kabupaten, Ny Fairuz Eko Purnomo, dalam arahannya pada roadshow pembuka di Aula Kecamatan Wonosobo, menegaskan pentingnya semua elemen untuk bersinergi mendorong peningkatan partisipasi pendidikan.
Di depan para peserta roadshow, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti Lurah, Kades, Tokoh Agama dan tokoh masyarakat, serta insan pendidik, Fairuz menekankan perlunya kesadaran untuk memotivasi warga di sekitar agar meneruskan pendidikannya. "Yang belum lulus SD didorong agar mengikuti kejar paket A, yang belum lulus SMP agar ikut kejar Paket B, dan bagi yang belum menuntaskan SMA untuk ikut kejar Paket C," tutur Fairuz.
penyerahan simbolis
Demi memudahkan warga untuk mengakses kejar paket, Fairuz berharap sekolah-sekolah di setiap desa atau kelurahan menyediakan ruang kelas. Hal itu, menurutnya lebih efektif dan efisien daripada siswa kejar paket harus ke PKBM atau sanggar kegiatan belajar. "Para guru saya harap juga bersedia mendukung program peningkatan RLS ini dengan mengalokasikan waktu untuk mengajar siswa kejar paket," tambahnya. Apabila program tersebut berhasil dimulai pada awal 2017 mendatang, Fairuz meyakini target untuk meningkatkan RLS mencapai 7,11 Tahun pada akhir 2017 bisa terwujud.
Menanggapi program positif tersebut, Camat Wonosobo, Zulfa Ahsan Alim menegaskan kesiapan jajarannya untuk mendukung. Kepada para Kepala Desa maupun Lurah, serta para tokoh masyarakat, Zulfa meminta agar mereka membantu dalam pendataan warga yang putus sekolah. "Warga putus sekolah, utamanya untuk usia 15 tahun ke atas agar didata untuk kemudian dilaporkan ke Dinas Pendidikan, sehingga bisa dimasukkan ke dalam data pokok pendidikan (Dapodik), dan selanjutnya disampaikan ke Badan Pusat Statistik," pintanya. Demi kelancaran pendataan, Zulfa juga berharap, Kades maupun Lurah dan tokoh masyarakat memanfaatkan jejaring RT, RW sampai kader-kader TP PKK di Desa/ Kelurahan masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar