WONOSOBOZONE - Potensi pariwisata di Kabupaten Wonosobo kian hari semakin terkespose ke publik. Tak hanya objek wisata konvensional yang kini dituju para pelancong, puluhan objek wisata baru di sejumlah desa pun kini menggeliat menunjukkan pesona mereka. Tentu saja, mengemukanya objek-objek baru tersebut mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Sejurus dengan itu, diperlukan kehadiran para pemandu wisata professional yang mampu menjelaskan beragam hal terkait ihwal dan sejarah objek wisata kepada para pengunjung. Tak sekedar menunjukkan di mana letak objek-objek wisata baru, seorang pemandu wisata atau lazim pula disebut tour guide,dituntut untuk memahami secara komprehensif destinasi wisata di mana mereka bekerja, serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada para wisatawan.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Wonosobo, Agus Dwiyono mengemukakan pentingnya keterampilan seorang pemandu wisata tersebut di depan para mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Sains Al Qur’an (Unsiq), Sabtu (16/1). Agus yang hadir selaku pemateri utama seminar Tour Guide Training yang digelar FBS Unsiq mengakui saat ini Wonosobo masih membutuhkan banyak pramuwisata terampil. “Baru ada 89 pramuwisata yang memiliki legalitas dan bersertifikat di Wonosobo,” terang Agus. Bagi para mahasiswa, khususnya yang berasal dari Fakultas Bahasa dan Sastra, Agus menyebut hal itu sebagai peluang, mengingat ketika mereka lulus kelak, kemampuan berbahasa dan berkomunikasi telah terlatih dengan baik. “Peluang untuk bekerja di sektor pariwisata sebagai seorang pemandu, masih terbuka lebar dan ini sangat potensial menghasilkan rupiah, mengingat akhir-akhir ini jumlah kunjungan wisatawan ke Wonosobo menunjukkan peningkatan cukup signifikan,” beber Agus.

Peluang untuk terjunnya alumni Fakultas Bahasa dan Sastra Unsiq sebagai tour guide profesional juga dibenarkan Wakil Dekan FBS, Puji Laksono. Menurut Puji, kehadiran seorang pemandu yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk melayani wisatawan secara professional akan berimbas positif pada antusiasme turis untuk menikmati objek wisata di Wonosobo. “Contoh nyata bisa dilihat di India, dimana antara pengelola objek wisata dengan pramuwisata dan pemerintah terjalin sinergi nan solid,” ungkap Puji. Objek-objek wisata di India yang sebenarnya tak jauh berbeda dengan yang ada di Wonosobo, dikatakan Puji mampu menarik minat pengunjung dari berbagai belahan dunia untuk datang, karena mereka memiliki manajemen promosi dan pelayanan yang baik kepada para wisatawan, termasuk dalam hal menyediakan pemandu professional.

Senada, Kepala Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agus Purnomo pun memiliki pandangan sama mengenai kehadiran seorang pramuwisata. Dalam paparan berjudul arah dan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Wonosobo, Agus menyebut upaya Pemkab yang tengah berkonsentrasi mengembangkan berbagai objek wisata berbasis desa.”Arah pengembangan objek wisata ke depan tak hanya berada di seputar Dieng, Telaga Menjer dan Kalianget, melainkan lebih kepada pemberdayaan potensi-potensi wisata yang selama ini belum tersentuh, padahal memiliki daya tarik luar biasa,” jelas Agus. Bagi para mahasiswa FBS, Agus menilai hal itu merupakan peluang emas untuk belajar menjadi pemandu wisata yang baik. “Wonosobo ini gudangnya objek wisata yang bisa dijadikan sebagai destinasi unggulan seperti pesona bukit sembrani di kawasan telaga menjer, lobang sewu di Erorejo Wadaslintang, maupun beberapa air terjun seperti Sikarim, Sikantong maupun Sigelap di wilayah Kecamatan Garung,” jelas Agus. Para mahasiswa, dikatakan Agus bisa membantu pengembangan potensi-potensi tersebut melalui promosi dengan memanfaatkan media sosial berbasis Internet, sekaligus menjadi pemandu bagi para wisatawan yang hendak berkunjung.

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top