WONOSOBOZONE - Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo membuat terobosan inovatif untuk memantau kinerja pelayanan kesehatan di wilayah. Sebuah sistem informasi kesehatan (SIK) yang bisa jadi merupakan pertama kali di Provinsi Jawa Tengah atau mungkin di Indonesia. Melalui sistem tersebut, kegiatan pelayanan di 24 Puskesmas se-Wonosobo terpantau secara real time (sewaktu) di Kantor Dinas Kesehatan. Tak hanya itu, kegiatan pelayanan puskesmas termasuk apa saja diagnosa oleh dokter hingga obat untuk para pasien pasien pun langsung terlihat pada layar LED yang terpasang di aula Dinkes.
Kini, SIK bahkan telah mendapat apresiasi positif dari Kementerian Kesehatan RI, dan kemungkinan akan diadopsi untuk diberlakukan ke seluruh Indoensia. Wakil Bupati, Agus Subagiyo yang meninjau cara kerja sistem tersebut pada Kamis (3/3) pun dibuat terkesan dan berharap, dengan beroperasinya SIK, kinerja tenaga kesehatan di wilayah kian meningkat, mengingat pengawasan terhadap mereka kini bisa dilakukan setiap saat tanpa perlu lagi inspeksi mendadak (Sidak) langsung ke lapangan.
“Pak Kadinkes kini tak lagi harus jauh-jauh ke wilayah untuk mengetahui sejauh mana berjalannya pelayanan Puskesmas atau bahkan Pustu (Puskesmas pembantu), dan ini tentu saja sangat efektif dan efisien,” kata Wabup sembari memperhatikan dinamisnya grafik di layar.
Wabup yang datang pagi juga mengaku senang karena ketika jam masih menunjukkan pukul 08.00 WIB, dokter-dokter puskesmas sudah terlihat log in (masuk) ke system, di mana hal itu menunjukkan bahwa mereka telah siap melayani pasien. Laporan terkait jumlah kunjungan pasien, baik yang baru saja masuk ke puskesmas maupun pada hari sebelumnya juga tampak menjadi perhatian Wakil Bupati.
“Jadi melalui layar ini juga terlihat obat apa saja yang paling sering diberikan kepada pasien di setiap puskesmas beserta hasil pemeriksaannya sekaligus,” ungkap Agus. Dengan lengkapnya data informasi yang ditampilkan, Agus meyakini upaya untuk meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesehatan di wilayah lebih mudah dicapai.
Optimisme Wabup tersebut, menurut operator SIK, Hanung Nugraha cukup beralasan. Hanung yang mengaku mengembangkan SIK selama hampir satu tahun dan kini bertanggung jawab terhadap operasionalisasinya, menjelaskan tujuan dari diberlakukannya system tersebut. “Keberadaan SIK akan memudahkan kinerja pelayanan di Puskesmas, memudahkan pengambilan keputusan di Dinkes, hingga menjadi sumber data actual untuk kepentingan statistic, baik untuk lingkup internal maupun externall,” jelas Hanung kepada Wabup.
Dengan melihat data yang tampil hasil dari input setiap puskesmas, Hanung juga mengatakan bahwa siapapun di lingkup Dinkes akan bisa mengetahui demografi penyakit, sampai pada penyebarannya berdasar wilayah.“Kefarmasian juga bisa dipantau lebih akurat, karena system ini akan memperlihatkan penggunaan obat oleh para dokter, sampai pada sirkulasi alat kesehatannya,” lanjut Hanung.
Dengan aktif dalam system, setiap Puskesmas menurut Hanung juga sekaligus menyusun laporan untuk Dinas Kesehatan. Setiap pagi, apabila terlihat ada dokter yang belum log in, maka akan bisa ditelpon untuk secepatnya login. Hanya memang, Hanung mengakui kendala utama adalah masih belum meratanya kemampuan akses internet di wilayah. “Karena sistem ini memang berbasis pada internet, sehingga membutuhkan stabilitas arus data,” jelas Hanung.
0 komentar:
Posting Komentar