Bupati Eko Purnomo menekan tombol sirine sebagai tanda resminya Gedung layanan terpadu RSUD Setjonegoro |
WONOSOBOZONE - Upaya pemerintah
Kabupaten Wonosobo untuk mewujudkan pelayanan kesehatan optimal bagi warga
masyarakat kian hari kian serius. Salah satu dari upaya tersebut terlihat
ketika pada Senin (28/3), Bupati Wonosobo Eko Purnomo meresmikan beroperasinya
gedung pelayanan terpadu RSUD Setjonegoro. Gedung 4 latai yang sempat
terkendala berbagai hal tersebut, akhirnya bisa dirampungkan dengan upaya keras
pihak RSUD Setjonegoro. “Beberapa kali pengajuan anggaran sejak 2012, dan
sempat mandeg lantaran beberapa kendala, akhirnya kami patut bersyukur hari ini
kita bisa menyaksikan Gedung Pelayanan Terpadu siap beroperasi penuh,” ungkap
Direktur RSUD Setjonegoro, dr Muhamad Riyatno sebelum peresmian.
Gedung layanan
terpadu yang telah dilengkapi dengan instalasi bedah sentral 8 kamar tersebut,
menurut Riyatno memang sudah sangat dibutuhkan. “Tidak hanya dalam rangka
mengejar standard pelayanan prima yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI,
keberadaan gedung layanan terpadu juga demi meningkatkan kualitas maupun
kuantitas jenis layanan kesehatan bagi masyarakat,” lanjut Riyatno. Selain 8
kamar di intalasi bedah sentral di lantai paling atas, Riyatno menyebut
fasilitas yang dimiliki gedung yang menelan anggaran lebih dari 35 Milyar Rupiah antara lain adalah Instalasi Gawat Darurat yang lebih modern, ruang ICU,
ICCU dan PICU, serta instalasi maternal perinatal seperti Peristi, NICU, dan
Ruang Bersalin). “Perawatan bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau
gangguan pertumbuhan juga kami sediakan di gedung layanan terpadu,” urai
Riyatno.
Dengan berbagai
fasilitas yang ada tersebut, pihak RSUD Setjonegoro dikatakan Riyatno masih
berupaya untuk mengejar status akreditasi rumah sakit hingga ke level B. “Saat
ini kami masih status kami masih ada di C, dan demi meluaskan layanan, maka
upaya agar bisa naik ke kelas B terus kami upayakan,” bebernya. Untuk itulah,
dalam kesempatan peresmian yang dihadiri pula
Ketua DPRD serta unsur FKPD dan para pimpinan SKPD terkait di lingkup
Pemkab tersebut, Riyatno mengungkap keinginan untuk memperluas area rumah
sakit. “Apabila memungkinkan, dalam waktu dekat kami akan memindahkan ruang
administrasi agar ruang layanan kelas VIP bisa lebih layak dan lebih banyak,”
terang Riyatno. Apabila tidak memunginkan menambah luasan area, alternatif lain
yang mungkin ditempuh, meski tidak mudah untuk direalisasi menurut Riyatno
adalah memindahkan seluruh bangunan RSUD Setjonegoro ke lokasi baru.
“Dibutuhkan lahan paling tidak 3 hektar dan harus berada di tepi jalan utama
Wonosobo untuk pembangunan gedung baru tersebut,” tutup Riyatno.
Menanggapi upaya
peningkatan kelas RSUD Setjonegoro, Bupati mengatakan pihak Pemkab setuju dan
berupaya untuk bisa mendukung program tersebut. “Pelayanan kesehatan bagi warga
masyarakat memang menjadi salah satu prioritas Pemkab, akan tetapi semua tentu
harus melalui study dan kajian secara mendalam, termasuk apakah RSUD sebaiknya
diperluas atau bahkan dipindah,” jelas Eko. Naik kelas nya RSUD Setjonegoro
dari C ke B, menurut Bupati juga sudah sewajarnya, mengingat saat ini
masyarakat kian butuh layanan kesehatan yang lebih memadai. “Dengan memiliki
rumah sakit dengan standard layanan tipe B, tentu akan mampu mengurangi
tindakan rujukan ke luar daerah, sehingga meringankan beban pasien maupun
keluarganya,” tutup Eko.
0 komentar:
Posting Komentar