WONOSOBOZONE - Sebagai upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah, telah mengembangkan Program Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB) yang terdiri dari 2 (dua) komponen kegiatan yaitu Kecamatan Sayang Ibu dan Bayi (KSIB) dan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB).

Untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Implementasi Revitalisasi GSIB di Kabupaten/Kota, maka akan dilaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Implementasi KSIB dan RSSIB oleh Tim Provinsi Jawa Tengah.

Terkait hal tersebut, Kabupaten Wonosobo melalui Badan Kependudukan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BKKBPPPA) Kabupaten Wonosobo, bertempat di Pendopo Wakil Bupati, Rabu (23/03) menggelar Rapat Koordinasi Gerakan Sayang Ibu dan Bayi guna mensukseskan program Provinsi Jateng, dan demi mempertahankan 8 kali predikat pelaksana GSIB terbaik bagi Wonosobo di Jateng.

Menurut Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Purwani Sami Larasati, Kelompok Kerja Tetap (POKJATAP) tingkat kabupaten akan menerapkan kebijakan/kegiatan dan strategi dengan pengembangan kelembagaan secara berjenjang dalam memantapkan operasional GSIB, dan meningkatkan kapasitas petugas pengelola, pelaksana GSIB dan Kadernya, serta pengembangan upaya khusus meliputi pendanaan dan membantu Ibu Hamil (Bumil) dan Ibu Bersalin dari keluarga kurang mampu yaitu peningkatan aksesibilitas bumil ke pelayanan kesehatan dasar dengan BPJS.

Sedangkan untuk di tingkat kecamatan harus memiliki atau menunjuk satgas yang langsung terjun dimasyarakat, dan tingkat ini diharapkan mampu menjalin kemitraan antar sektor tingkat Kecamatan, serta mampu mewujudkan komitmen tertulis pengambil kebijakan dalam penurunan AKI-AKB, sehingga rakor tingkat kecamatan bisa menghasilkan sinergitas program dengan Desa, dalam menentukan mekanisme rujukan PKD- Puskesmas-RS.

Di tingkat desa sendiri sebagai pengawal program GSIB melalui proses musrenbangdes, membentuk kelembagaan yaitu, Satgas GSIB, Tabulin, Kelompok Donor Darah, Ambulan Desa, BKB, BKL, BKR, sedangkan untuk ploting anggaran yang berkaitan dengan kesehatan Ibu dan Anak melalui dana desa dan partisipasi masyarakat (Tabulin, Insentif Kader, PMT di Posyandu, Pengadaan Sistem Informasi Posyandu dan lain-lain), serta mengarahkan setiap persalinan harus di PKD dengan tenaga medis, Bidan Desa, Kader, Dukun Bayi dengan mengawal kemitraan Bidan Desa dan Dukun Bayi dalam proses persalinan.


Diharapkan para Kepala Desa berperan aktif dengan mengoptimalkan potensi desa untuk mendukung GSIB, meminimalisir pernikahan dibawah umur, mengoptimalkan penyelenggaraan posyandu di tiap kampung, mengarahkan Bumil harus periksa di posyandu, mensukseskan program P4K (Program Peerencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi), serta mengubah pola pikir atau menggeser paradigma urusan hamil dan melahirkan tidak hanya menjadi urusan bidan dan dukun bayi, namun harus menjadi urusan bersama.

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top