WONOSOBOZONE - Langkah tegas diambil Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ketika pada Kamis (24/3) mengunjungi Mispan alias Botok, penderita disabilitas dan terlantar di Dusun Kawista, Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto. Botok yang selama 15 tahun lebih berada dalam kondisi memprihatinkan akibat penyakit lumpuh dan tidak terurus secara layak langsung dikirim ke Panti rehabilitasi sosial milik Pemprov Jateng di Kutoarjo.
“Jangan ditunda lagi, sekarang juga saya kirim pak Botok ini ke panti rehabilitasi sosial agar mendapat perawatan sebagaimana mestinya,” tegas Gubernur seusai berdialog secara langsung dengan Mispan.Dalam kesempatan dialog tak lebih dari 15 menit di rumah sempit Mispan, yang juga dihadiri Camat Selomerto, TKSK setempat, serta Kades Adiwarno tersebut, Ganjar menanyakan aktifitas sehari-hari pria 40 tahun itu.
Dengan bahasa jawa kental, dialog antara Mispan dengan Gubernur terkadang hanya bisa dijawab oleh sepupu jauhnya, Miskem yang telah puluhan tahun merawat Botok sendirian. “Sehari-hari yang mengurus Botok ya saya pak Gubernur, mulai dari menyuapi makan, mengganti pakaian sampai membersihkan rumahnya, karena memang Botok sudah tidak bisa apa-apa,” terang Miskem ketika Ganjar bertanya mengenai siapa yang mengurusi kebutuhan Botok.
Gubernur juga sempat kaget ketika mengetahui bahwa Botok sempat puluhan tahun tak memiliki identitas resmi berupa kartu tanda penduduk. “Tapi kan sudah diurus selama sehari kemarin oleh Kantor Catatan Sipil Kabupaten, dan KTP maupun KK sudah jadi, sehingga pak Botok sudah diakui sebagai warga Negara Indonesia yang sah,” tandas Ganjar sembari tersenyum simpul.
Terkait keputusannya mengirim Botok ke Panti Rehabsos, Ganjar mengaku hal itu merupakan amanat Undang-Undang. “Saya prihatin dengan kondisi orang-orang seperti pak Botok ini, karena sebenarnya sudah harus menjadi tanggungan Negara mengingat keterlantarannya,” tegas Ganjar.
Hal yang sama menurut Gubernur juga dilakukannya di daerah lain, termasuk kepada penderita penyakit kejiwaan yang akhirnya harus dipasung oleh keluarganya. “Kalau keluarga maupun lingkungan sekitar sudah tidak mampu merawat, laporkan kepada pemerintah dan pasti akan secepatnya kami tangani sesuai prosedur yang berlaku,” jelasnya sembari mendorong kursi roda Mispan keluar rumah sampai ke mobil ambulan.
Dikirimnya Mispan ke panti rehabsos Kutoarjo mendapat apresiasi dari banyak pihak. Tri Astuti, TKSK Selomerto yang turut mengantar Mispan mengaku terkesan dengan ketegasan Gubernur. “Memang sudah selayaknya pak Mispan ini mendapat perhatian yang lebih memadai di panti rehabilitasi sosial, karena selain kurang terurus, juga berkali-kali diketahui warga hendak bunuh diri,” jelas Tri. Dengan dirawat di panti, Tri meyakini kehidupan Botok akan lebih baik, dan bahkan tidak menutup kemungkinan ia bisa sembuh dari penyakitnya.
0 komentar:
Posting Komentar