Satriyatmo saat membuka konsultasi publik |
WONOSOBOZONE - Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo bersama USAID PRIORITAS
menggelar konsultasi publik penyusunan rencana strategis Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru, Selasa, 8 Maret di RM Sari Rasa.
Menurut Hari Riyadi
dari USAID, konsultasi publik bertujuan untuk mensosialisasikan rencana
implementasi pengembangan keprofesian berkelanjutan, khususnya yang diselenggarakan
secara mandiri oleh KKG dan MGMP, serta masukan dari para pemangku kepentingan
pendidikan, sehingga akan muncul komitmen bersama untuk mengimplementasikan
rencana implementasi pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Dijelaskan Hari, perencanaan
program pengembangan keprofesian berkelanjutan guru sangat diperlukan, karena keberhasilan
sebuah proses pembelajaran yang imbasnya pada peningkatan kualitas pendidikan,
selain karakteristik anak sendiri, yang paling signifikan adalah kualitas guru.
Guru berkualitas diantaranya
memiliki kompetensi profesional atau pemahaman mata
pelajaran, kompetensi pedagogik atau cara belajar mengajar aktif, kompetensi
kepribadian atau punya komitmen tinggi, serta punya kompetensi sosial atau
memiliki cara berkomunikasi yang baik. Untuk itu mutu guru adalah kunci untuk
meningkatkan kualitas sistem pendidikan.
Adapun
untuk meningkatkan mutu guru, termasuk kepala sekolah dan pengawas, bisa
dilakukan dalam dua tahapan, yakni saat pra jabatan melalui
proses rekruitmen calon guru yang tepat, pendidikan guru dan sertifikasi guru.
Sedangkan dalam jabatan bisa dilakukan melalui cara pengembangan profesi,
pendampingan dan jalur karir atau insentif.
Ia
menambahkan, USAID PRIORITAS siap membantu Pemerintah Daerah dalam
menerapkan PKB, melalui perencanaan untuk diseminasi program
pelatihan dan pendampingan guru, berbasis gugus atau rayon serta whole-school development, dan sesuai pendekatan
Kemendikbud, program yang dilakukan termasuk
pelatihan dan pendampingan dengan pendekatan ‘in-on-in’, yang dilaksanakan melalui tiga modul untuk
pembelajaran aktif serta Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Sementara
Sekretaris DIKBUDPORA, Satriyatmo, di hadapan puluhan guru, kepala sekolah,
pengawas, MKKS dan kepala UPTD DIKBUDPORA Kecamatan, serta beberapa instansi
terkait menekankan kualitas guru sangat penting, agar program pembangunan
Kabupaten Wonosobo di bidang pendidikan bisa berjalan sukses. Menurutnya, Uji
Kompetensi Guru (UKG), yang dilaksanakan semua guru di semua jenjang, bisa
menjadi barometer, seberapa tinggi kualitas atau mutu mereka dalam proses
pembelajaran siswa.
Dari hasil
UKG yang dilaksanakan guru Wonosobo pada tahun 2015, diatas angka rata-rata
provinsi, yakni 55. Meskipun diakuinya, angka ini masih cukup berat untuk
memenuhi target angka 80 di tahun 2019. Rinciannya adalah, untuk rataan nilai
UKG SLB, guru Wonosobo mendapat rata-rata nilai 62,85 atau tertinggi se Jawa
Tengah, guru TK 57,90, guru SD 57,72, guru SMP 63,66, guru SMA 66,80 dan guru
SMK 58,18.
UKG
sendiri sudah jadi isu nasional, karena sulitnya meraih nilai maksimal. Di
tingkat nasional, dari 3 juta guru, baru 3.800 orang yang mendapat nilai
maksimal 100. Untuk itu ia berharap, dengan adanya program pengembangan
keprofesian berkelanjutan guru, kualitas guru di Wonosobo bisa meningkat, yang
mana hal ini juga selaras dengan penekanan dari Menteri Pendidikan, terkait
beberapa isu pendidikan, yang juga menjadi penjabaran dari revolusi mental.
Menurutnya,
kualitas sistem pendidikan akan ditentukan oleh sebuah ekosistem pendidikan yang
baik, meliputi sekolah yang kondusif, guru sebagai penyemangat, orang tua yang
terlibat aktif, masyarakat yang sangat peduli, dunia usaha yang berperan aktif,
organisasi profesi yang berkontribusi serta Pemerintah yang berperan optimal.
Rencananya, hasil dari konsultasi publik ini, akan menjadi masukan dalam
penyusunan Peraturan Bupati untuk program pengembangan keprofesian
berkelanjutan guru termasuk juga program penataan dan pemerataan guru.
0 komentar:
Posting Komentar