WONOSOBOZONE - Wonosobo rupanya menjadi salah satu daerah prioritas bagi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Hal itu terlihat ketika selama dua hari, yaitu Rabu (23/3) dan Kamis (24/3), mantan legislator DPR RI itu menghabiskan waktunya di Wonosobo.
Masuk ke Wonosobo melalui jalur Dieng, Ganjar memulai kegiatannya dengan meninjau lokasi longsor di bahu jalan Wonosobo-Dieng di Desa Tieng, Kejajar. Kepada Dinas Bina Marga Provinsi, penggemar musik rock itu meminta agar penanganan jalur ke Dieng dilakukan serius. “Jalur ini masih menjadi jalur utama para wisatawan yang hendak menikmati keindahan kawasan wisata di Dieng,” tegas Ganjar.
Sore hingga malam harinya, politisi PDIP itu turun menyambangi warga Wonosobo dan menggelar acara Ngopi bareng Gubernur di Pendopo Kabupaten. Acara gayeng yang dikemas lesehan tersebut menjadi ajang curhat warga masyarakat Wonosobo terkait berbagai hal. Jalan desa, sekolah kejuruan, jembatan ambruk hingga penipuan calon TKI dikemukakan oleh warga kepada Gubernur dengan bahasa lugas.
"Kami berharap Pak Gubernur bersedia mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan yang konstruksinya lebih modern dan kuat di desa kami Sukoharjo, karena fungsinya sangat strategis bagi perekonomian warga,” pinta Samain, Kades Sukoharjo.
Ada pula Mardi, Kades Maron, Kecamatan Garung yang menyampaikan keinginan agar di desanya didirikan sekolah menengah kejuruan, karena selama ini anak-anak kesulitan untuk melanjutkan sekolah gara-gara terlalu jauh dan tidak ada akses transportasi yang memadai.
Ganjar juga diminta lebih tegas menghadapi kasus-kasus penipuan yang menimpa para calon TKI dan TKW asal Wonosobo oleh salah satu aktivis buruh migran dari Tracap Kaliwiro, Maizidah Salas.
Setelah menanggapi berbagai permintaan warga Wonosobo hingga hampir tengah malam, pagi harinya Gubernur diiringi para pejabat terkait Pemprov, Sekda, Ketua DPRD dan jajaran Muspida serta pimpinan OPD di Pemkab Kabupaten Wonosobo keliling ke beberapa tempat.
Dua SLB, Dena Upakara dan Don Bosco disambangi pertama. Di kedua sekolah warisan Belanda itu, Ganjar sempat berdialog intensif dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Setelahnya, Gubernur mengunjungi Mispan alias Botok (40), penderita disabilitas dan terlantar di Dusun Kawista, Desa Adiwarno, Selomerto. Tak berlama-lama dialog, Gubernur langsung memutuskan untuk mengirim Mispan ke Panti Rehabsos milik Pemprov di Kutoarjo.
Perjalanan pun berlanjut ke wilayah Wadaslintang, dimana proyek pembangunan jembatan kepodang di Desa Ngalian, dan panti Psikotis Erorejo menjadi objek tinjauan. Di Ngalian, Ganjar sempat berdialog dengan Ponijah, pemilik rumah di tanah Negara yang terkena penggusuran untuk keperluan proyek jembatan Kepodang. Ponijah memang sempat tak bersedia pindah dan meminta ganti rugi untuk rumahnya yang tergusur. Ganjar pun memberikan pengertian dan bantuan berupa uang untuk modal usaha baru bagi Ponijah.
Perjalanan Ganjar di Wonosobo diakhiri Ganjar di Panti perawatan penderita penyakit kejiwaan milik Utiyah, di Dusun Jurutengah, Desa Erorejo. Di panti yang kini menampung ratusan pasien itu, Ganjar meminta dengan tegas agar ijin operasional diurus agar Pemerintah bisa turut terlibat dalam penanganan pasien. “Akan kami turunkan tim dari Provinsi untuk mengkaji lebih lanjut terkait apa saja yang menjadi kebutuhan panti ini,karena bagaimanapun inisiatif dari keluarga ibu Utiyah untuk turut membantu pemerintah dalam penanganan penyandang masalah sosial ini layak diapresiasi,” tegas Ganjar.
0 komentar:
Posting Komentar