Rumah penangkaran benih kentang di Desa Buntu Kejajar milik Kelompok Tani Tunas Jaya

WONOSOBOZONE - Para petani kentang di kawasan Kejajar berhadapan dengan beragam kendala sehingga dari tahun ke tahun hasil panen kian menurun. Selain tingkat kesuburan tanah yang semakin rendah dan cuaca tak menentu, kualitas benih juga menjadi faktor penyebab terus menurunnya kuantitas dan kualitas produksi kentang. Kondisi tak menguntungkan tersebut, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, Abdul Munir harus diupayakan jalan keluarnya. Salah satunya, menurut Munir adalah dengan peningkatan kualitas benih kentang melalui pembenihan dan penangkaran mandiri. "Dengan kemampuan menghasilkan bibit dan benih secara mandiri, petani akan terhindar dari kegagalan panen yang disebabkan kualitas benih tak layak," ungkap Munir di depan puluhan petani kentang yang menjadi peserta sosialisasi penumbuhan dan pengembangan penangkar benih kentang, di Desa Buntu, Kejajar, Selasa (31/8).

Selain demi meningkatkan kualitas benih, kemampuan menangkar secara mandiri, menurut Munir bakal sangat menguntungkan, karena kini harga beli benih tanaman kentang yang umumnya berasal dari Lembang Jawa Barat, cukup tinggi. Dari keterangan yang disampaikan Pramuji, salah satu petugas penyuluh pertanian yang area tugasnya meliputi Kecamatan Garung dan Kejajar, harga benih bisa mencapai 25 ribu hingga 30 ribu Rupiah per kilogram, padahal kebutuhan sekali musim tanam, sekitar 1 sampai 1,5 ton per hektar bergantung kualitas nya.

"Memiliki kemampuan menangkar benih kentang juga akan sangat berguna karena selama ini banyak daerah di luar jawa yang membutuhkan tenaga ahli penangkaran, seperti di Sumatera dan Papua," bebernya. Mengingat hal itulah, Munir meminta para petani di kawasan Kejajar khususnya, dan Wonosobo secara umum, bersedia mempelajari  serius teknik penangkaran benih kentang tersebut. Pemkab, melalui Disperikan ditegaskannya akan mensupport penuh dan siap memberikan pelatihan yang dibutuhkan.


Dukungan kepada para petani kentang agar mampu membudayakan penangkaran benih mandiri juga disampaikan Murkamtoro, anggota Komisi B DPRD yang turut hadir dalam sosialisasi tersebut. Menurut politisi dari PKS itu, para petani harus mulai Sadar dan paham, bahwa sektor pertanian di Wonosobo merupakan sektor unggulan yang menjadi penopang utama kehidupan warga masyarakat. Khusus untuk potensi kentang yang memang hanya bisa tumbuh di dataran tinggi, Murkamtoro mengaku sepakat dengan harapan Abdul Munir. "Petani harus mampu menangkar bibit agar lebih efisien dari sisi biaya produksi, dan juga agar memperoleh bibit dengan kualitas sesuai yang distandarkan oleh balai benih," tuturnya. Dengan bibit berkualitas, ia meyakini produksi kentang bakal membaik, tidak seperti saat ini, dimana per hektar hanya menghasilkan sekitar 5 sampai 7 ton. "Harapannya tentu kualitas maupun kualitas panen yang dihasilkan terus meningkat, sebagaimana tahun-tahun 90 an hingga 2000, dimana dalam sekali panen petani kentang mampu menghasilkan 25-20 ton per hektar nya," pungkas Murkamtoro.

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top