WONOSOBOZONE - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo bersama Persatuan Seluruh Kelompok Tani Anggrogondok, yang terdiri dari kelompok Tani Sindoro Maju, Rukun Manunggal, Bina Ladang, Sido Makmur, Sumber Berkah dan Sindoro Makmur, bertekad menyelamatkan kelestarian serta peningkatan debit mata air yang ada di empat titik, yaitu mata air Buntu, Dalan Giling, Bawon dan Sidomari, yang mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi tidak kurang dari 800 KK.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo, Endang Lisdyaningsih, di sela acara diskusi dengan seluruh kelompk tani yang ada di dusun Anggrunggondok desa Reco kecamatan Kertek, Rabu, 10 Agustus di balai desa Reco.
Menurutnya, selama ini untuk pemenuhan air bersih bagi kebutuhan sehari-hari di Kabupaten Wonosobo, selain didapat dari PDAM, di beberapa desa pemenuhan kebutuhan air dicukupi dari sumber mata air, salah satunya desa Reco kecamatan Kertek, khususnya di dusun Anggrunggondok.
Masyarakat desa, disebutnya, saat ini mulai bergerak dalam penyelamatan lingkungan, khususnya perhatian dengan mulai berkurangnya debit mata air, khususnya saat masuk musim kemarau, yang mana pada tahun-tahun sebelumnya sumber mata air masih mampu mencukupi kebutuhan sumber air bersih untuk rumah tangga serta pertanian.
Dari pantauan lokasi yang dilakukan pihaknya bersama Ketua Kelompok Sindoro Makmur, Eko, pada bulan Juli, di dusun ini, air mulai mengalami pengurangan, khususnya untuk kebutuhan pertanian. Air yang mengalir bagi peruntukan lahan pertanian hanya mampu mengalir sepanjang tidak lebih dari 500 m dari sumber mata air.
Oleh karenanya, pihaknya sengaja menggelar diskusi, yang difasilitatori oleh Penyuluh Kehutanan setempat, Tio, yang salah satu hasilnya akan dilakukan pendataan kebutuhan bibit pada lahan tersebut, yang menjadi tanggungjawab masing-masing ketua kelompok.
Hasil lain dari kegiatan assesmen atau penggalian penyelamatan sumber mata air oleh perkumpulan kelompok tani Anggrunggondok dalam diskusi ini, direncanakan juga akan dilakukan pemeliharaan sumber mata air melalui penanaman. Lokasi penanaman rencana akan dibagi 2 area, yakni area inti atau daerah tangkapan utama, yang berada pada lahan Perhutani di kawasan Buntu sekitar 3 Ha dan Bawon sekitar 4 Ha. Kemudian di sepadaan sungai pada kanan kiri sungai, yakni Alur sungai Aban sekitar 4 km, Alur Sungai Bujet 3 Km, serta milik masyarakat sekitar 120 ha, dengan jenis tanaman yang akan ditanam Eucalyptus, Beringin, Saman dan Bambu Petung yang akan dilaksanakan penanamannya saat musim penghujan pada pertengahan November. Kegiatan penanaman ini akan dilakukan bersama perkumpulan kelompok tani, masyarakat atau petani Anggrunggondok, Perhutani, TNI, serta pecinta alam.
Di dusun Anggrunggondok sendiri, ada yang menarik terkait pelestarian alam, dari kesepekatan yang sudah berjalan turun temurun, setiap warga yang membutuhkan bambu, hanya diperbolehkan menebang maksimal 2 batang dalam satu rumpun, walaupun bambu itu ditanam di lahan miliknya. Hal ini dilakukan untuk menjaga tanaman, yang diyakini secara tidak langsung akan menjaga kesuburan tanah dan akan berimbas pada kelestarian sumber mata air.
Terkait lokasi penanaman di lahan Perhutani, koordinator BKPH Wonosobo, Cahyono, sepakat untuk dilakukan kegiatan penghijauan bersama, serta untuk penggunaan sumber mata air yang ada di lahan Perhutani, pihaknya akan bersama mengawal proses perijinan, sedang untuk pelaksanaan akan berkoordinasi langsung dengan pimpinan KPH Kedu Utara.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo, Muawal Soleh mengajak semua pihak untuk menyelamatkan sumber kehidupan berupa mata air, yang akan berimbas ke segala sektor, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana hal ini disepakati oleh seluruh pengurus dan anggota kelompok tani.
Sedangkan menurut data di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo, pada tahun 2015 telah didata, total ada 1727 sumber mata air, yang tersebar di 15 Kecamatan, yang mana kondisinya akan terus dipantau dan akan terus dilakukan penyelamatan sumber mata air. Menurut Muawal, hal ini akan berhasil, jika ada kerjasama dengan masyarakat dan pihak terkait.
0 komentar:
Posting Komentar