Pembacaan Ikrar oleh berbagai komponen |
WONOSOBOZONE - Bupati Wonosobo,
Kholiq Arif, mempertegas komitmen Wonosobo sebagai Kabupaten Ramah HAM melalui
pencanangan gerakan Wonosobo Ramah HAM. Pencanangan dilakukan dalam gelaran
edukasi dan dialog publik yang dikolaborasi dengan rangkaian kegiatan Konser
Rock Merdeka untuk Kemanusiaan, Sabtu, 22 Agustus siang di Taman Kartini.
Menurutnya apa yang
sudah diperjuangkan selama ini hingga tataran dunia bersama lembaga-lembaga
terkait yang ada seperti KOMNAS HAM, FNS, INFID, dan ELSAM, sudah harus segera
memasukkan konsep Wonosobo ramah HAM dalam segala aspek pembangunan di daerah
ini. Oleh karenanya Bupati menitipkan kepada Ketua DPRD beserta jajarannya,
bahwa salah satu agenda untuk mendukung Wonosobo Kabupaten Ramah HAM adalah dengan
membuat sekolah inklusi di berbagai tingkatan di Wonosobo, yang harus segera terwujud.
Hal tersebut
ditanggapi positif oleh Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo, Afif Nurhidayat yang
pada kesempatan tersebut juga menjadi salah satu orator, bahwa Wonosobo ramah HAM
harus masuk dalam sisi terdalam di setiap diri masyarakat Wonosobo termasuk dalam
tataran pemerintah. Menurutnya, untuk masalah pembangunan infrastuktur dan
sistem tidak sebatas adanya konsep, perencanaan, atau anggaran yang bisa dilaksanakan
saja, tetapi yang terpenting di sini justru bagaimana mengubah perilaku-perilaku
masyarakat, dan ini adalah hal yang tidak mudah.
Afif menambahkan, perilaku
tersebut harus dibudayakan dari tataran paling mendasar yakni dari diri
sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat yang terkecil hingga tingkatan yang lebih
luas, dan yang terpenting perlu komitmen bersama dalam hal ini.
Dalam kesempatan yang
sama, Sriyana dari KOMNAS HAM juga menyampaikan beberapa hal terkait esensi HAM
dan dukungannya pada upaya-upaya Pemkab Wonosobo bersama semua elemen
masyarakat Wonosobo untuk menjadi Kabupaten Ramah Ham.
Sementara Ketua Tim
Penggerak PKK, Aina Kholiq Arif, selain berorasi terkait Save The Children sebagai bagian dari implementasi perlindungan terhadap
anak, dia juga membuat kejutan kepada puluhan peserta sarasehan dari berbagai
elemen masyarakat, instansi swasta dan Organisasi Perangkat Daerah yang digelar
saat itu, yakni berpuisi layaknya seniman profesional.
Menurut motivator Human Right City Desk (HRC Desk) Wonosobo, Fahmi Hidayat,
selain pencanangan gerakan Wonosobo Ramah HAM, gelaran ini juga menjadi ajang
sosialisasi sekaligus kampanye Wonosobo Ramah HAM oleh Human Right City Desk yang beranggotakan selain dirinya juga
Fatonah Ismangil, Aldhiana Kusumawati, Lintang Esti, Lutvi Leny, Iwan
Widayanto, dan Tafrikhan, untuk memperkenalkan apa itu Kabupaten Ramah HAM
sekaligus untuk menebar energi positif kepada masyarakat agar mereka memahami
esensi dari pengertian kabupaten ramah HAM itu sendiri termasuk 5 pilar yang
diusung yakni ramah terhadap keberlanjutan lingkungan, ibu hamil, anak-anak,
lansia dan penyandang disabilitas. Kelima isu yang diprioritaskan pada tahap
awal Kabupaten Ramah HAM tersebut kemudian dikuatkan oleh Bupati sebagai
manifestasi RAPERDA Wonosobo Ramah HAM yang saat ini sedang dalam proses
pengkajian.
Dalam kesempatan
tersebut, selain mencanangkan Wonosobo Kabupaten Ramah HAM, Bupati juga
meluncurkan gerakan Zero Waste Zone di
saat bersamaan, dengan membuka gulungan banner
5 pilar Wonosobo ramah HAM yang dilakukan bergantian oleh Bupati, Ketua Tim
Penggerak PKK, KOMNAS HAM, FNS, dan Ketua DPRD Wonosobo, yang menandai
pencanangan gerakan ini.
Bupati juga menyematkan
pin kepada 8 org siswa siswi dari SMA N 1 Wonosobo, juara nasional LCC 4 Pilar
Kebangsaan sebagai agen Wonosobo ramah HAM yang bertugas untuk mengkampanyekan
sekaligus mensosialisasikan program-program Wonosobo ramah HAM dalam kapasitas mereka
sebagai pelajar.
Setelah penyematan,
dilanjutkan dengan sarasehan yang digelar di Taman Kartini, yang dihadiri selain
oleh stakeholders Kabupaten Wonosobo
Ramah HAM juga diikuti oleh berbagai komunitas seperti penggiat lingkungan,
forum komunikasi anak, pencinta lingkungan dan satwa, keluarga penyandang
disabilitas, organisasi wanita, KOMDA lansia dan para guru.
Khusus para guru, setelah
mengikuti sarasehan dilanjutkan dengan mengikuti workshop Wonosobo Ramah HAM di
Gedung ARPUSDA dengan pemateri dari KOMNAS HAM, FNS, ELSAM dan INFID, yang dipandu
oleh HRC Desk.
Gelaran ini juga dimeriahkan
dengan lomba tempat sampah kreatif yang diinisiasi oleh Tim P2KH, fashion show, pameran hasil kerajinan dari
sampah, bazar, drama puisi oleh kelompok seni Bimalukar, serta pertunjukan
musik rock yang dikemas apik oleh Wonosobo Rock Community (WRC), yang
menampilkan beberapa band lokal seperti Boomers, Slankers, Cullund, WRB dan
Yono Sinom.
Romi dari Tim P2KH
menambahkan, digelarnya acara dalam rangkaian peluncuran Wonosobo Kabupaten
Ramah HAM ini untuk mendukung kegiatan Zero
Waste Zone sebagai salah satu wujud nyata gerakan komunitas hijau dalam
mendukung Wonosobo ramah lingkungan, yang ikut masuk masuk dalam esensi
kabupaten ramah HAM.
Rangkaian acara
sendiri ditutup oleh pembacaan ikrar edukasi solidaritas dari beberapa elemen
masyarakat seperti KOMDA Lansia, FORKOS, GOW, keluarga disabilitas mandiri,
penggiat lingkungan asri dan perwakilan guru serta dari perwakilan Organisasi
Perangkat Daerah yang diwakili Kepala BAPPEDA, One Andang Wardoyo, yang berisi
komitmen mendukung Wonosobo sebagai Kabupaten Ramah HAM.
Source: wonosobokab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar