Waduk Wadaslintang |
WONOSOBOZONE - Dua dari 16 waduk utama di Indonesia yang menyangga
pengairan irigasi sawah mulai surut.
“Hanya ada dua waduk utama yang surut dratis, yaitu
waduk Wadas Lintang dan Sempor.
Lainnya masih normal, termasuk waduk Kedung Ombo” ujar
Direktur Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Mudjiaji usai meninjau waduk Kedung Ombo di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah,
Sabtu (1/8/2015).
Menurut dia, dari 16 waduk utama 9 diantaranya masih
normal dengan debit air lebih dari 100 juta meter kubik. Lima lainnya hanya
kekurangan air debitnya.
Di Jawa Tengah mayoritas waduk dan bendungan masih
normal, meski volumenya menurun di tengah musim kemarau.
Ada delapan waduk besar di Jawa Tengah yaitu Malahayu,
Cacaban, Rawa Pening, Kedung Ombo, Gajah Mungkur, Wadas Lintang, Sempor, dan
Mricah.
Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Jawa Tengah kekeringan terjadi di 487 desa di 17 Kabupaten.
Daerah yang mengalami kekeringan antara lain Rembang,
Blora, Grobogan, Pati, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Banyumas,
Cilacap, Purbalingga, Tegal, Pemalang, Purworejo, Jepara, Demak, dan
Kebumen.
Waduk
Wadaslintang sendiri dibangun cukup lama, sekitar 7 tahun. Arealnya di lembah yang
cukup curam. Tanah yang diperlukan untuk kawasan waduk tersebut mencapai 2.626
ha. Sehingga pada awal pembangunannya harus memindahkan sekitar 7.000 penduduk
di perbatasan Kabupaten Kebumen-Wonosobo di eks Karesidenan Kedu. Genangan
airnya mencakup sembilan desa.
Waduk
Wadaslintang dilaksanakan oleh kontraktor Hydro Resource Coorporation Filipina,
bekerja sama dengan PT Brantas Abipraya. Mulai dikerjakan tahun 1982, dan
diresmikan oleh Presiden Soeharto awal tahun 1988.
Konstruksi
beton bendungan tersebut dikagumi banyak pakar dari negara asing, dan
diproyeksikan mampu berusia sampai sekitar 200 tahun. Waduk Wadaslintang
termasuk cukup dalam. Tinggi bendungan 116 m lebar 10 m dan panjang 650 m,
berisi air maksimal 443 juta M3.
Waduk
Wadaslintang mampu mensuplai kebutuhan irigasi bagi areal persawahan di daerah
Kebumen dan Purworejo seluas 30.345 hektar sepanjang tahun.
0 komentar:
Posting Komentar