WONOSOBOZONE - Minggu (9/8), obyek wisata Kalianget diramaikan oleh ratusan ekor Kambing peranakan etawa (PE) ras kaligesing yang mengikuti kontes tingkat nasional.
Menurut koordinator kegiatan, Muji Rohmat dari Asosiasi Peternak Kambing Peranakan Etawa Nasional (ASPENAS) Cabang Wonosobo, ratusan kambing ini berasal tidak kurang dari 200 komunitas peternak dan penggemar kambing PE ras kaligesing yang tersebar di beberapa kota di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan DIY.
Mereka bertarung dalam 8 kelas yang dilombakan dalam kontes yang memperebutkan hadiah sejumlah uang, sertifikat dan piala ini, yakni kelas A untuk kambing ekstrem yang sudah rampas atau tanggal giginya 3 pasang ke atas jantan dan betina, kelas B untuk kambing yang rampas maksimal 2 pasang atau 4 gigi jantan dan betina, kelas C untuk kambing yang belum rampas jantan dan betina serta kelas D untuk kambing yang belum rampas dengan ukuran jantan maksimal 75 cm dan betina maksimal 70 cm.
Berbeda dengan kontes sebelumnya di Lamongan Jawa Timur, yang mana ukuran dan berat serta kualitas susu dan kesehatan kambing ikut dinilai, pada kontes kali ini lebih pada penampilan. Menurut salah satu juri, Tri Wiyono dari Rembang, beberapa kriteria penilaian yang ditetapkan kontes kali ini adalah bagaimana bentuk postur kambing, bentuk kepala, telinga, pola warna, rewos atau bulu belakang, bulu atau rambut, leher, tanduk, ekor, kaki dan testis yang bagus, proporsional serta menarik.
Kontes sendiri, menurut Ketua Asosiasi Peternak Kambing Peranakan Etawa Nasional, Asep Mulyana, rutin dilaksanakan ASPENAS paling lama tiga bulan sekali di beberapa kota yang banyak peternak dan penggemar kambing etawanya. Rencananya bulan depan ajang serupa akan digelar di Kediri Jawa Timur. Sedangkan alasan dipihnya Wonosobo sebagai tuan rumah kontes tahun ini, sebab di Wonosobo ada ratusan peternak dan puluhan komunitas kambing PE ras kaligesing.
Menurut Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, drh.Sidik Driyono, di Wonosobo produksi kambing PE ras kaligesing setidaknya ada 10 ribu ekor, yang tersebar di 5 kecamatan yakni Watumalang, Sukoharjo, Wadaslintang, Kepil dan Sapuran.
Populasi kambing PE di Wonosobo diperkirakan akan terus meningkat, mengingat kambing PE juga dikenal sebagai penghasil susu bernutrisi sangat baik, yang mempunyai kelebihan dan manfaat bagi kesehatan tubuh, selain tentunya maraknya penyelenggaraan kontes kambing PE di berbagai daerah.
Ia menambahkan, kambing PE merupakan ikon baru yang peminatnya semakin hari semakin bertambah, oleh karenanya ia berharap, melalui kegiatan ini diharapkan selain sebagai ajang silaturahmi dan saling belajar untuk mengembangkan kambing peranakan etawa juga bisa menjadi ajang penghasil kambing-kambing etawa unggulan sehingga dapat meningkatkan perekonomian peternak. Terkait kontes, tahun ini merupakan pelaksanaan yang kedua kalinya di Wonosobo, setelah sebelumnya pada tahun 2013 ajang sejenis pernah digelar di Tanjungsari Sapuran.
Salah satu peserta, Brotoseno dari Blitar Jawa Timur, mengaku rutin mengikuti kontes ini. Pria paruh baya yang baru 4 tahun menggelutu ternak kambing PE ras kaligesing ini mengaku saat ini punya 30 ekor kambing dan khusus kontes di Wonosobo ia mengikutkan 3 ekor kambing untuk dipertandingkan, 2 ekor di kelas C jantan dan 1 ekor di kelas D jantan. Untuk prestasi sendiri, di tahun 2013 kambing peliharaannya berhasil menyabet juara 2 nasional kelas C jantan.
Menurutnya prospek bisnis kambing jenis ini sangat besar, tidak lebih karena alasan popularitas kambing PE yang sedang berada di puncaknya. Selain “booming” penjualan susu kambing etawa juga maraknya penyelenggaraan kontes kambing etawa maupun peranakannya di berbagai daerah terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang membuat harga kambing peranakan etawa unggulan melambung tinggi hingga menembus angka ratusan juta rupiah. Dilihat dari sisi ekonomi kedua faktor tersebut memiliki nilai jual yang cukup menjanjikan baik bagi pelaku usaha maupun new hobbies.
Ditambahkannya, harga kambing PE ras kaligesing yang berusia 1 bulan bisa berharga 5 juta rupiah. Harga ini merupakan harga paling murah, sedang yang paling mahal bisa ratusan juta rupiah, apalagi jika sering juara dalam berbagai kontes. Selain rutin ikut kontes, ia juga menjual anakan kambing, yang ternyata punya prospek bisnis cukup besar juga. Untuk modal sendiri, perawatan satu ekor kambing, biasanya sekitar 5 juta rupiah. Namun angka ini jadi tak berarti dengan hasil puluhan kali lipat yang diterimanya, termasuk ketekunan tiap harinya dalam memandikan dan merawat kambing yang terbayar lunas dengan hasil yang berlipat.
source : wonosobokab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar