Foto: Dokumen Pribadi Agus Pulung Sasmito |
WONOSOBOZONE - Agus Pulung Sasmito adalah putra asal Wonosobo, Jateng yang merupakan profesor muda yang mengajar di McGill University Kanada, AS.
Agus Pulung menceritakan bahwa sekolahnya diawali dari SDN Kalibeber 1. Usai menamatkan pendidikan dasar, pria umur 32 ini melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Mojotengah dan SMAN 1 Wonosobo. "Lulus SMA tahun 2001. Saya mendapat undangan untuk melanjutkan kuliah di Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada melalui jalur tanpa tes melalui penjaringan bibit unggul daerah (PBUD)," kata Agus.
Selama empat tahun kuliah di UGM, lanjut Agus, dia akhirnya menyelesaikan studi pada 2005 dan meraih gelar sarjana teknik.
"Saya bersyukur bisa menamatkan pendidikan S1 pada Desember 2005 dengan skripsi tentang desain energi panas bumi. Kemudian tahun 2006 melanjutkan S2 ke Jurusan Teknik Mesin di National University of Singapore (NUS) melalui beasiswa penuh dari ASEAN University Network/South East Asia Engineering Education Development-Network (AUN/SEED-Net) dan NUS Research Scholarship," ujarnya.
Saat menjalani kuliah di jejang S2, Agus ditawari oleh pembimbingnya untuk langsung "loncat" ke jenjang doktoral tanpa harus menyelesaikan magister. Tesis yang baru dia susun itu pun berubah menjadi proposal S3.
"Program Direct PhD dari S1 langsung ke S3 merupakan hal yang umum di beberapa universitas di Singapura, US, UK, Kanada, dan lain-lain. Tahun 2010 akhirnya saya bisa menyelesaikan disertasi tentang sel bahan bakar energi hidrogen," terangnya.
Saat menunggu ujian disertasi ketika ambil S3, Agus menjadi peneliti di pusat teknologi mineral, metal dan mineral di Singapura. Pada Maret 2011, dia sudah mengantongi ijazah doktor.
Setahun kemudian, Agus memutuskan untuk pindah ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab sekaligus melanjutkan penelitian pos doktoral di Masdar Institute. Penelitiannya itu fokus pada energi baru dan terbarukan di bawah bimbingan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika selama 1,5 tahun.
"Ketika berada di Abu Dhabi, saya mulai mencari lowongan dosen (professorship) dan mengirimkan lamaran ke tiga universitas. Khalifa University (Abu Dhabi), Aalto University (Finlandia) dan McGill University (Kanada). Setelah melewati berbagai macam proses seleksi yang cukup ketat, Alhamdulillah, ketiga-tiganya diterima," tuturnya.
Dikatakannya, Khalifa University menawarkan gaji dan fasilitas yang sangat wah, Aalto University menawarkan posisi dosen (professorship) yang lebih tinggi sebagai profesor madya (associate prof), dan McGill University menawarkan fasilitas riset kelas dunia. McGill juga sudah sangat mapan (berdiri sejak 1821) dan masuk di top 21 universitas dunia.
"Saya memilih untuk mengembangkan karir menuju riset kelas dunia, saya putuskan untuk menerima tawaran sebagai Professor muda di Jurusan Teknik Pertambangan dan Material McGill University yang merupakan jurusan pertambangan tertua di Amerika utara," tukasnya.
Sebagai profesor muda, Agus menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada gurunya, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, S1 sampai S3, juga guru mengaji di kampung, yang semuanya telah sangat berjasa mendidiknya.
"Semua pencapaian ini juga tak bisa lepas dari peran kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, doa dan usaha tanpa henti," pungkasnya. (net/dom/sumeks)
Baca Juga:
0 komentar:
Posting Komentar