Gubernur berdialog dengan pasien yang tengah cuci darah |
WONOSOBOZONE - Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo kembali hadir di Wonosobo. Kehadiran orang nomor satu Jawa Tengah pada Jum’at (31/7) tersebut
menjadi bagian dari kunjungan kerja ke beberapa Kabupaten/Kota di Jateng. Di
Wonosobo, Ganjar yang datang didampingi beberapa pejabat Provinsi mendatangi
RSUD Setjonegoro untuk meninjau pelayanan dan beberapa sarana pendukung,
khususnya yang pengadaannya menggunakan dana bantuan dari Pemprov Jawa Tengah.
Ketika bertemu dengan Bupati HA Kholiq Arif dan Direktur rumah sakit, dr
Mohamad Riyatno MKes, Ganjar langsung menanyakan perihal dana bantuan tersebut
dialokasikan untuk apa saja.
“Kehadiran saya
adalah untuk memastikan bahwa RSUD Setjonegoro benar-benar telah mengalokasikan
dana bantuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu layanan kepada masyarakat”,
jelas Ganjar di sela meninjau ruang Haemodialisa (HD). Dengan telah diterimanya
dana bantuan Provinsi tersebut, Ganjar memang memiliki harapan, rumah sakit
pemerintah daerah benar-benar mengoptimalkan kualitas layanan kesehatan untuk
masyarakat. “Peralatan dan tenaga medis yang ada harus memadai, mengingat saat
ini tuntutan terhadap pelayanan prima sektor
kesehatan meningkat pesat”, jelas Ganjar. Bahkan untuk pemantauan
pelayanan kesehatan di seluruh daerah se-Jawa Tengah, Ganjar mengakui telah
memanfaatkan teknologi informasi yang bisa diakses secara online. “Saya
instensif melakukan pemantauan terhadap pemutakhiran data kesehatan di Jawa
Tengah, termasuk angka kematian ibu dan bayi, yang diperbaharui setiap saat
oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah”, tegas Gubernur setelah memastikan
bahwa pelayanan di RSUD Setjonegoro juga telah online dan terhubung dengan
system informasi di Dinkes Provinsi.
Terkait pelayanan
dan peralatan yang dimiliki RSUD Setjonegoro, Ganjar mengakui bahwa sebagian
memang sudah cukup bagus. “Saya lihat sudah baik, dan ruangan juga cukup
memadai namun demi terwujudnya pelayanan prima, RSUD Setjonegoro juga
selayaknya meningkatkan jumlah peralatan seperti HD dan apabila memungkinkan
menambah dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI)”, harap Gubernur. Permintaan
tersebut diungkapkan Ganjar setelah mendengar informasi bahwa daftar tunggu di
ruang HD masih cukup banyak. Dengan penambahan alat, maka masa tunggu pasien
yang membutuhkan layanan cuci darah akan lebih cepat, dan bahkan idealnya tak
ada lagi daftar tunggu (waiting list).
Direktur RSUD
Setjonegoro, dr Muhamad Riyatno MKes sendiri mengaku akan merespon positif
himbauan Gubernur tersebut. “Kami memang saat ini masih terkendala dengan
luasan Rumah Sakit yang hanya sekitar 7.500 meter persegi, namun demikian, saat
ini kita berupaya maksimal mengoptimalkan ruangan dan kemampuan yang dimiliki
untuk melayani masyarakat”, jelas Riyatno. Kunci dari upaya meningkatkan
kapasitas layanan maupun peralatan, dikatakan Riyatno ada pada penyelesaian
gedung barat yang hingga kin masih terhenti pembangunannya. “Apabila gedung
barat selesai, maka gedung utama rumah sakit akan dapat dimanfaatkan secara
maksimal untuk kebutuhan pasien, karena rencananya gedung baru tersebut akan
menampung kebutuhan UGD, perinatal, hingga sterlisasi peralatan”, lanjut
Riyatno. Bahkan rencana untuk meningkatkan status rumah sakit menjadi Type B,
dikatakan Riyatno sangat terbuka. “Dokter-dokter kami yang saat ini tengah
menempuh pendidikan spesialis pada tahun 2017-2018 mendatang akan selesai,
sehingga bisa mendukung upaya mengupgrade status rumah sakit ke tipe B”,
pungkas Riyatno.
0 komentar:
Posting Komentar