Aziz Wijaya saat memberikan amanat |
WONOSOBOZONE - Ziarah dan tabur bunga ke makam pendiri serta tokoh dan ulama Wonosobo
memulai rangkaian peringatan hari jadi ke 190 Kabupaten Wonosobo, Senin 6 Juli.
Sebanyak 6
makam, yang menjadi peristirahatan terakhir para pendiri Wonosobo, diziarahi oleh Bupati,
HA Kholiq Arif beserta segenap unsur forum
koordinasi pimpinan daerah (FKPD) dan jajaran pejabat di lingkup Pemkab
Wonosobo.
Menurut Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik,
Didik Wibawanto, ke 6 makam tersebut tersebar
di beberapa wilayah dan rombongan dibagi
menjadi 6 kelompok. Keenam kelompok tersebut, masing-masing berziarah di makam
Tumenggung Jogonegoro di Pakuncen, Selomerto, makam Tumenggung Selomanik di
Kaliwiro, dan makam Bupati Mangunkusumo, di Ketinggring, Kecamatan Wonosobo.
Tiga makam lainnya, yang juga diziarahi, berturut-turut adalah makam KH Muntaha
di Desa Deroduwur, Mojotengah, KH Asmorosufi di Sapuran, dan Makam H Abdul
Fatah di Desa Tegalgot, Kepil.
Sementara, Asisten Pemerintahan Setda, Aziz Wijaya, saat memimpin ziarah di makam
Tumenggung Selomanik Kaliwiro, menjelaskan, bahwa kegiatan ziarah makam tersebut
merupakan tradisi tahunan menjelang digelarnya peringatan Hari Ulang Tahun
(HUT) Wonosobo. Selain untuk mendoakan arwah para pendiri, ziarah makam
tersebut juga dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan generasi penerus, akan
keberadaan makam-makam penting bagi Wonosobo.
Acara ini juga merupakan salah satu wujud penghormatan atas jasa-jasa
dan pengorbanan Tumenggung Selomanik, sebab jika masyarakat menghormati para
pendahulunya maka generasi di masa depan juga akan menghormati generasi saat
ini.
Ziarah juga bisa diambil hikmah, sebagai generasi paling baru yang
sedang dipercaya memimpin dan membangun Kabupaten Wonosobo, harus bisa mewujudkan
cita-cita para pendahulu dalam membangun Wonosobo agar jauh lebih mulia dan bermartabat
melalui cara-cara baru. Sebab generasi sekarang bisa hidup seperti ini karena
usaha dan ikhtiar para pendahulu, sama halnya di masa depan, generasi penerus
bisa menikmati Wonosobo yang lebih baik karena usaha dan ikhtiar bersama
generasi sekarang.
Meski demikian, di hadapan puluhan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah,
camat, ulama dan tokoh masyarakat setempat, Aziz yang didampingi anggota DPRD
dari Komisi A, Suwondo Yudistiro, meminta agar ziarah ini tidak hanya sebatas jadi
kegiatan seremonial semata, melainkan harus benar-benar diresapi maknanya untuk
menumbuhkan semangat dan motivasi dalam membangun Kabupaten Wonosobo ke depan.
Sementara untuk ziarah Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Setjonegoro, atau yang juga
dikenal dengan nama Muhammad Ngarpah dan istrinya, R Aj T Setjonegoro di
pemakaman umum Dusun Kauman, Desa Payaman Magelang akan dilaksanakan Selasa, 7 Juli besok.
0 komentar:
Posting Komentar