WONOSOBOZONE – Belum lama
ini telah diadakan event Kopdar Akbar Wonosobo Muda (WM) di Perpusda Wonosobo
(25/1).
Wonosobo Muda adalah sebuah komunitas baru yang beranggotakan anak-anak
muda Wonosobo yang mempunyai kepedulian terhadap pembangunan daerah Wonosobo.
Dalam kopda akbar tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Wonosobo sebagai
narasumber, seperti: Aldhiana Kusumawati (Bapermasdes), Fahmi Hidayat (Setda
Wonosobo), Akhmad Baehaki (Pimred Tabloid Taman Plaza), Amirudin (Kepala Biro
Wonosobo Ekspres), Maizidah Salas (Founder Kampung Buruh Migran), Esti Pramanasari
(Dinas Pendidikan Wonosobo), M. Mafudin (Founder Sekolah Tengah Sawah) dan
Perwakilan dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Wonosobo.
Denis Dimas Permana, Co-Founder Wonosobo Muda mengaku bangga karena
antusias yang luar bisa para anggotanya yang terpanggil untuk mewujukan Kota
Wonosobo jadi lebih keren. Harapanya, Wonosobo Muda kedepan akan kita jadikan
sebuah wadah komunitas anak muda Wonosobo untuk berkarya, berbagi, dan
mengembangkan diri secara konkret. Siapapun bisa masuk di Wonosobo Muda untuk
bersama mengesekusi ide-ide brilian. Anak muda punya dua pilihan, kita mau
menuntut perubahan atau jadi perubahan itu sendiri “ cetusnya”.
Usia 20an adalah usia produktif, masa-masa keemasan puncak kejayaan
kreatifitas. Kalau kalian hanya ingin jadi manusia biasa, bekerja cuma bekerja.
Kera juga bekerja, babi hutan juga bekerja. Tapi kalau kalian ingin jadi
manusia yang luar biasa, bekerjalah bukan hanya untuk diri sendiri tetapi berkarya
juga untuk masyarakat.
Kemajuan sebuah daerah ada ditangan anak-anak muda. Kalau anak mudanya gak
bergerak, dipastikan daerahnya akan gitu-gitu aja. Jangan tunggu orang lain
untuk memulai duluan, kalau hanya menunggu gak bakalan terwujud. Apapun kondisinya,
sekaranglah waktu yang tepat untuk start action, “tutur Denis dalam sambutanya.
Pada acara kopdar akbar WM tersebut, panitia juga mengundang Bupati
Wonosobo Kholiq Arif untuk mengisi sesi diskusi. Bupati Kholiq berharap kepada
Wonosobo Muda agar jadi wadah komunitas Entrepreneurship. Komunitas ini bukan
hanya full diskusi tetapi juga full aksi.
Sudah waktunya anak-anak muda mengurangi isu-isu negatif seperti
premanisme. Saya yakin tak ada orang yang punya cita - cita jadi copet,
cita-cita jadi preman, yang ada mereka butuh pekerjaan. Tugas kitalah untuk
menciptakan lapangan pekerjaan buat mereka, “terangya”.
Kebuntuan tersebut beberapa sudah selesai dalam tanda kutip masih sedikit
menyisakan orang-orang tamak. Mereka (Red: Preman) merasa nyaman disitu karena
meraka bersinggungan dengan kolaborasi beberapa oknum, termasuk oknum pemerintah
yang ndablek.
Memang sebelum tahun 2005, premanisme itu nyata, bahkan berimbas banyak
investor yang takut masuk Kota Wonosobo. Tetapi tahun-tahun ini kita sudah
mulai berubah. Bahkan tahun 2009 Komisi Pemantau Pelaksanan Otonomi Daerah (KPPOD)
memberikan statement Wonosobo sebagai kabupaten teraman di Jateng dan masuk 5
besar Nasional, “kata Kholiq”. (AM)
0 komentar:
Posting Komentar