WONOSOBOZONE - Tim Penggerak PKK
Kabupaten Wonosobo dikenal luas dengan segudang prestasi. Tak hanya di level
Provinsi Jawa Tengah, prestasi para kader di bawah kepemimpinan Aina Liza
Kholiq selama lima tahun terakhir bahkan bergaung di seantero Indonesia, karena
beberapa kali berhasil menjuarai berbagai lomba yang digelar Pemerintah Pusat.
Keberhasilan menjadi yang terbaik dalam beberapa kali lomba tersebut akhirnya
bahkan menjadikan TP PKK Kabupaten Wonosobo sebagai PKK Model, sehingga tak
lagi diijinkan mengikuti lomba.
Berstatus
sebagai PKK Model, menurut Aina Liza tak lantas kemudian menyurutkan semangat
para kader dalam melanjutkan beragam kiprah positif di masyarakat. Justru
dengan adanya status model itu, TP PKK Wonosobo seharusnya semakin giat dan
menunjukkan bahwa status model memang layak disandang sebagai teladan bagi TP
PKK lain. Salah satu upaya untuk meningkatkan semangat para kader tersebut
terlihat ketika pada Senin (9/2), TP PKK Kabupaten Wonosobo menggelar rapat
konsultasi (Rakons) Program Kerja Tahun 2015 di Balai Latihan Kerja (BLK)
Wonosobo. Dalam rapat yang dibuka oleh Sekretaris Daerah, Drs Eko Sutrisno
Wibowo MM itu, Aina menekankan 4 program penting yang bakal dijadikan prioritas
pada Tahun Kerja 2015, sesuai dengan jumlah kelompok kerja (Pokja) yang ada.
Ke-empatnya
meliputi Optimalisasi Basis Komunitas (Baskom), Pengembangan Pelayanan Anak
Usia Dini Holistik Integratif, HATINYA PKK dan Pengolahan sampah, serta
Peningkatan Kesehatan Ibu/Anak dan Jambanisasi. Keempat program tersebut masih
ditambah dengan dimulainya upaya mengenalkan para kader pada Dana Transfer
Desa. Setiap kader penggerak PKK wajib paham mengenai apa itu dana transfer
desa, karena dengan telah terbitnya UU Nomor 6 Tahun 2014, atau lebih dikenal
dengan UU Desa, pemerintahan desa akan diberikan amanah mengelola dana dalam
jumlah cukup besar. Peran para kader dalam pengawasan dan pengelolaan dana desa
untuk menunjang program-program kerja dinilai strategis.
Seperti
dikatakan Aryati Prabandari dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes),
dalam hal dana transfer desa, para kader harus bisa mengambil peran untuk
merencanakan kegiatan dan program tahunan. Para kader dituntut untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam menyusun rencana kerja, karena PKK menjadi salah
satu unsur selain LPMD, perwakilan RT/RW, dan perwakilan kelompok masyarakat
miskin, perempuan dan pemuda yang menjadi bagian dari tim pelaksana kegiatan
desa. Tim Pelaksana Kegiatan dibentuk oleh Kepala Desa dan bekerja berdasar
Surat Keputusan yang ditandatanganinya. Dengan memahami pola pengelolaan dan
pertanggung jawaban anggaran desa tersebut, maka setiap kader PKK akan bisa
melaksanakan rencana kerja secara terstruktur dan sesuai target yang
ditetapkan, termasuk mengoptimalkan basis komunitas, mengembangkan pelayanan anak
usia dini secara menyeluruh, hingga mengelola bank sampah maupun peningkatan
kesehatan ibu dan bayi. Hal itu menurut Aryati, selaras dengan arahan Ketua TP
PKK Kabupaten yang menginginkan PKK lebih maju dalam berpikir dan produktif
serta berorientasi pada peningkatan derajat kesejahteraan dan kesehatan
masyarakat.
Upaya
para kader TP PKK Kabupaten untuk meningkatkan peran dan kontribusi dalam
pembangunan daerah melalui rapat konsultasi tersebut diapresiasi oleh Sekda,
Eko Sutrisno Wibowo. Menurut Eko, selain bisa dijadikan sebagai ajang
berkoordinasi dan silaturahmi antar kader, Rakons yang dihadiri pula oleh
seluruh Camat dan pimpinan SKPD terkait itu juga memang sangat strategis
sebagai media menyatukan kembali visi dan misi TP PKK. Dengan telah adanya kesepahaman
mengenai program-program kerja yang hendak dilaksanakan selama setahun kedepan,
Eko meyakini kiprah TP PKK Kabupaten Wonosobo ke depan akan semakin terasa
manfaatnya bagi upaya meningkatkan kesejahteraan, menekan angka kematian ibu
dan bayi, hingga memajukan pendidikan anak usia dini.
0 komentar:
Posting Komentar