WONOSOBO ZONE - Baru berusia 8 bulan, Nadia Virnie Amanah sudah harus merasakan beratnya menjalani hidup di dunia. Betapa tidak, terlahir tanpa hidung yang terbentuk sempurna, ditambah kondisi bibir yang sumbing,membuat buah hati Ismail (28) dan Novi Dwi Tanjung itu tak mampu bernafas secara sempurna. Ketika nafas sudah mulai tersengal, Novi harus segera memasang selang yang tersambung dengan tabung oksigen. Kondisi memprihatinkan tersebut belumlah cukup untuk Nadia, karena hasil diagnosa dari Dokter dari RS Sardjito Jogjakarta pada awal Bulan Januari lalu, ia juga dinyatakan mengidap penyakit Microcephalus, sebuah kondisi langka di mana otak tidak tumbuh pada tingkat yang diharapkan.

Ketika dikunjungi Kepala Dinas Sosial Kabupaten Wonosobo, Agus Purnomo SH SSos MSi di rumahnya, RT 03/ RW 1 Desa Kreo, Kecamatan Kejajar, Kamis (26/2), Novi tampak tengah berusaha memasang selang oksigen di mulut Nadia. Pada waktu-waktu tertentu, ketika nafas Nadia sudah demikian berat, Novi memang harus sigap menarik tabung oksigen dan sekaligus memasangkan selang di mulutnya. “Kalau sampai terlambat pasang selangnya, kondisi Nadia bisa makin berat”, tutur Novi kepada Kadinsos, sambil menenangkan anaknya yang tampak tersengal-sengal. Saat ditanya bagaimana awal kondisi Nadia, Novi bercerita dengan runtut, bahwa derita anaknya sudah dimulai sejak kelahirannya pada 7 Juni 2014 lalu. Saat lahir, Nadia seperti bayi normal dengan berat 3,2 Kilogram dan panjang 48 Cm, namun  ketika melihat kondisi fisiknya yang tak sempurna, yaitu bibir sumbing dan tanpa tulang hidung, bidan yang membantu persalinannya pun langsung memasukkannya ke incubator dan memberikan bantuan pernafasan.

Dalam perkembangannya, Nadia sebenarnya tak ubahnya seperti anak lainnya yang memerlukan air susu ibu (ASI). Namun kondisi mulut memaksanya harus mulai menyusu formula, dengan bantuan selang. Novi mengaku sangat sedih dengan keadaan yang menimpa putri tercintanya itu, karena ketika dicoba mendekatkannya untuk disusui, Nadia pun terlihat berusaha keras untuk bisa menyusu. Berkali-kali dicoba, namun ternyata selalu tak berhasil, dan malah membuat Nadia menangis keras dan akhirnya kesulitan bernafas. Novi dan Ismail pun akhirnya pasrah dengan keadaan, dan menyambung susu untuk Nadia dengan susu formula. Namun begitu melihat gejala lain pada tubuh Nadia, dimana kepalanya tidak tumbuh seperti anak sebaya, serta respon lambatnya ketika diajak berkomunikasi, keduanya sepakat untuk membawa Nadia ke Puskesmas setempat. Dari pemeriksaan dokter di Puskesmas, Nadia disarankan untuk dibawa ke RS Sardjito Jogjakarta, demi mendapat diagnosa lanjutan.

Selama 18 hari menjalani rawat inap di Jogjakarta, akhirnya diagnosa dari dokter menunjukkan bahwa Nadia menderita penyakit Micrcophalus, dan perlu dilakukan perawatan di Rumah Sakit yang lebih memadai. “Dokter menyarankan agar Nadia dibawa ke Jakarta atau Ke Rumah Sakit di Australia”, kata Novi. Tentu saja, bagi Novi yang hanya seorang ibu rumah tangga, dan Ismail yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di toko elektronik, keharusan membawa anaknya ke Jakarta, apalagi ke Australia merupakan satu hal memberatkan.

Beratnya beban hidup Novi dan Ismail itulah, yang menurut Kadinsos Agus Purnomo akan berupaya untuk dibantu. Agus yang hadir bersama anggota Komisi D DPRD, Handayani dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kejajar Wisnu, mengaku akan segera mengirim Nadia ke Jakarta, melalui salah satu yayasan mitra Dinas Sosial. Menurut Agus, kondisi Nadia harus secepatnya ditangani para ahli, agar tidak semakin parah. Dengan mendapat perawatan di tangan dokter-dokter yang lebih ahli di Jakarta, Agus berharap Nadia bisa disembuhkan, baik kondisi bibir sumbing dan hidungnya, maupun penyakit Microcephaly yang dideritanya. Hanya saja, untuk keperluan tersebut, Agus meminta agar Novi sanggup menunggui proses pengobatan selama di Jakarta sendirian, karena pihak yayasan memang hanya menanggung biaya bagi penderita dan satu penunggunya. Pihak Dinsos bersama TKSK, menurut Agus juga masih terus berupaya menghimpun donasi dari masyarakat. Dibantu para Mahasiswa dari Unsiq, Agus berharap penggalangan dana itu akan bisa meringankan beban Nadia.

Sekiranya ada diantara kita yang terketuk hatinya untuk  membantu dapat menyalurkannya melalui Dinas Sosial Kabupaten Wonosobo Jl. Sabuk Alu 35 telp. (0286) 323172 atau langsung kepada keluarga Bp. Ismail Desa Kreo RT 03/ RW 1, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

WonosoboKab

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top