WONOSOBO ZONE - “Batu yang paling langka adalah yang ada
lukisan lafal “Allah” dalam bahasa arab. Selain unik, ini jarang sekali bisa
ditemukan. Sudah beberapa kali di tawar, tapi belum dilepas karena dibanderol
Rp5 juta,” tutur Yatno yang sehari-hari berprofesi sebagai pengerajin akik di
Lamuk.
Selain batu berlafal
Allah tersebut ada pula salah satu kolektor yang meramaikan pameran dan
merupakan seorang pnsiunan wartawan. Haji Sudarman yang biasa disapa ‘Mbah’
Darman juga memamerkan puluhan koleksi pribadinya baik yang dijual maupun
tidak.
“Yang istimewa dari
koleksi saya ada beberapa, salah satunya adalah yang bergambar gunung Sindoro
Sumbing dan telaga. Harganya Rp15 juta. Ada pula yang bergambar candi dieng
tapi tidak ada niat untuk dijual,” tutur mbah Darman sambil menunjukkan
koleksi-kolesinya yang terhitung langka itu.
Menurut pria kelahiran
1946 itu, keikutsertaannya dalam pameran tersebut memang tidak ditujukan untuk
menjual sebanyak-banyaknya koleksi yang dimilikinya, tapi sebagai bentuk
apresiasi dan dukungan pada komunitas yang diharapkan bisa diadakan kembali. Dirinya
mengaku telah mulai mengoleksi sejak masa SMA yakni pada tahun 60an dan
diteruskannya hingga saat ini.
Selain batu bergambar,
mbah Darman juga memiliki sebuah akik yang dibelinya pada tahun 1981 dengan
motiv mata kucing dan masih menghiasi jari manisnya hingga saat ini. Kolekinya
yang didominasi batu bergambar membuat para pengunjung antusias mendengar kisah
dibalik gambar-gambar yang tersembunyi.
Bagi mbah Darman, batu
akik, khususnya yang bergambar dikoleksi bukan karena nilai mistisnya, namun
keindahannya. Bahkan menurutnya, nilai esetis yang ada dalam satu batu tidak
bisa dibandingkan dengan batu yang mirip karena pasti berbeda, meskipun berasal
dari satu bongkahan batu yang sama.
Hal tersebut diamini
oleh Toni Susanto, pengerajin batu aji asal Sumberan yang beberapa bulan ini
selalu banjir order. Kini bengkelnya tak pernah sepi dari pelanggan yang ingin
menggosok batau ataupun mencari ‘emban’ atau cincin. Bahkan banyak pelanggan Toni
yang kadang harus rela mengantri untuk menggosok akik ditempatnya. Bagi Toni,
nilai sebuah batu akik terletak pada keindahan dan kehalusan
pengerjaannya. (Erwin Abdillah/Wonosobo)
golokalmagz.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar