WONOSOBO ZONE - Sebagaimana telah dikemukakan, brata penyepian
telah dirumuskan kembali oleh Parisada menjadi Catur Barata Penyepian yaitu:
§ Amati geni (tidak menyalakan api termasuk memasak).
Itu berarti melakukan upawasa (puasa).
§ Amati karya (tidak bekerja), menyepikan indria.
§ Amati lelungan (tidak bepergian).
§ Amati lelanguan (tidak mencari hiburan).
Pada prinsipnya, saat Nyepi, panca indria kita
diredakan dengan kekuatan manah dan budhi. Meredakan nafsu indria itu dapat
menumbuhkan kebahagiaan yang dinamis sehingga kualitas hidup kita semakin
meningkat. Bagi umat yang memiliki kemampuan yang khusus, mereka melakukan tapa
yoga brata samadhi pada saat Nyepi itu.
Yang terpenting, Nyepi dirayakan dengan
kembali melihat diri dengan pandangan yang jernih dan daya nalar yang tiggi.
Hal tersebut akan dapat melahirkan sikap untuk mengoreksi diri dengan
melepaskan segala sesuatu yang tidak baik dan memulai hidup suci, hening menuju
jalan yang benar atau dharma. Untuk melak-sanakan Nyepi yang benar-benar
spritual, yaitu dengan melakukan upawasa, mona, dhyana dan arcana.
Upawasa artinya dengan niat suci melakukan
puasa, tidak makan dan minum selama 24 jam agar menjadi suci. Kata upawasa
dalam Bahasa Sanskerta artinya kembali suci. Mona artinya berdiam diri, tidak
bicara sama sekali selama 24 jam. Dhyana, yaitu melakukan pemusatan pikiran
pada nama Tuhan untuk mencapai keheningan. Arcana, yaitu melakukan
persembahyangan seperti biasa di tempat suci atau tempat pemujaan keluarga di
rumah. Pelaksanaan Nyepi seperti itu tentunya harus dilaksana-kan dengan niat
yang kuat, tulus ikhlas dan tidak didorong oleh ambisi-ambisi tertentu. Jangan
sampai dipaksa atau ada perasaan terpaksa. Tujuan mencapai kebebesan rohani itu
memang juga suatu ikatan. Namun ikatan itu dilakukan dengan penuh keikhlasan. (apr)
simpleewanda.blogspot.com |
source : www.hindu-dharma.org
0 komentar:
Posting Komentar