WONOSOBO ZONE - Budidaya sapi, baik
dalam bentuk penggemukan maupun pembibitan masih memiliki prospek menjanjikan.
Untuk pembibitan sapi jenis simental, keuntungan per ekor bahkan bisa mencapai
2,5 Juta Rupiah per bulan. Sayangnya, banyak peternak yang masih belum memahami
bagaimana cara mengoptimalkan produksi sapi, sehingga hingga saat ini masih
terkesan jalan di tempat. Demikian dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Wonosobo, Ir Agus Subagyo MSi di sela pemeriksaan
kebuntingan (PKb) untuk 35 sapi milik kelompok tani Tuban Rejeki, Desa Lancar,
Kecamatan Wadaslintang, Rabu 18 Maret 2015.
Demi optimalisasi
produksi sapi itulah, Agus mengaku mulai mengintensifkan pemeriksaan dan
pengobatan massal untuk ternak di kelompok-kelompok tani se-Kabupaten Wonosobo.
Melalui upaya tersebut, diharapkan kondisi ternak milik kelompok tani akan
dapat terpantau kesehatan maupun kebutuhan pakan secara berkelanjutan. Selain
memberi keuntungan secara ekonomis, budidaya sapi juga menghasilkan dampak
positif lain. Sebagai contoh, Agus menyebut Kelompok Tani Tuban Rejeki Desa
Lancar yang telah mampu mengolah kotoran sapi sebagai bahan bakar biogas dan
pupuk organik. Biogas hasil pengolahan limbah dari 35 ekor sapi milik kelompok,
menurut Agus bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar beberapa rumah
tangga di sekitar kandang, sehingga mereka tak perlu membeli LPG.
Penjelasan Agus
tersebut dibenarkan oleh Subur selaku Ketua Kelompok Tani Tuban Rejeki Desa
Lancar. Setelah hampir5 tahun dibentuk, Tuban Rejeki kini telah memiliki 22
anggota dan memelihara 35 ekor sapi berbagai jenis. Diakui Subur, menjaga
keutuhan anggota kelompok memang bukan hal yang mudah. Model giliran mencari
rumput untuk pakan sapi menjadi kendala, sehingga beberapa anggota terpaksa
mengundurkan diri. Namun dengan ketekunan dan kedisiplinan anggota yang
tersisa, Tuban Rejeki bisa bertahan dan bahkan kini sudah berhasil
mengembangkan usaha ke sector pertanian, yaitu dengan budidaya tanaman jahe.
Untuk kebutuhan ternak, berupa pakan dan nutrisi lain, Subur mengaku telah
berupaya maksimal, bahkan hingga mencoba mengajukan kredit bunga lunak dari
perbankan. Namun hingga kini, skema KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi)
belum berhasil dicairkan. Subur berharap, kondisi tersebut bisa diperhatikan
Disnakkan, agar usaha pembibitan sapi yang dikelola kelompoknya bisa lebih
pesat berkembang.
Mengenai KKPE, Agus
selaku Kadisnakkan berjanji untuk membantu Tuban Rejeki. Agus yang dalam kesempatan
PKB tersebut, didampingi pula oleh Sekretaris Dinas Dudi Wardoyo dan beberapa
dokter hewan dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah juga mengatakan, bahwa
prioritas untuk optimalisasi produk peternakan di Kabupaten Wonosobo kelak akan
mampu mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat. Tak hanya di kalangan
peternak saja, dengan semakin terangkatnya produksi ternak, kebutuhan pupuk
organik bagi para petani juga akan dapat dipenuhi.
wonosobokab
0 komentar:
Posting Komentar