WONOSOBOZONEDewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Wonosobo mengakhiri jalinan kerjasama penanaman rumpun glagah dengan tiga lembaga masyarakat desa hutan (LMDH). Keputusan berat tersebut terpaksa diambil, karena berdasar rapat evaluasi yang digelar Dekranasda dengan Perhutani, para Camat beserta para Ketua LMDH, Senin (23/3), terungkap hasil mengecewakan terkait tumbuh kembang glagah di tiga desa. Sebanyak 10.000 batang glagah yang ditanam di Desa Pulosaren Kepil serta Desa Purwojiwo dan Desa Rimpak, Sapuran, hanya tersisa 1.210 batang.  Hal itu berarti pula, sebanyak 8.790 batang atau 69,07 % lainnya tak lagi bisa dipertahankan kehidupannya.

Ketua Dekranasda Wonosobo, Aina Liza Kholiq mengakui, keputusan untuk mengakhiri kesepakatan kerjasama tersebut sebenarnya cukup berat. Namun bila tidak diakhiri, pihaknya juga khawatir, tanah yang telah dikerjasamakan dengan Perhutani untuk ditanami glagah justru tersia-sia. Selain itu, dari segi ekonomis, jumlah batang glagah yang tersisa tak lagi proporsional untuk dipertahankan. Kepada pihak perhutani selaku pemangku wilayah hutan di ketiga desa tersebut, Aina berharap agar lahan yang tak lagi ditanami glagah dapat dimanfaatkan untuk tanaman keras lain yang memiliki potensi ekonomi bagi masyarakat sekitar. Ketiga LMDH pun diminta Aina untuk segera menjalin koordinasi dengan Perhutani, agar bisa memanfaatkan lahan bekas glagah secara optimal.

Sementara ntuk satu LMDH lainnya, yaitu Sumber Rejeki Desa Krinjing, dari 20.000 batang glagah yang ditanam, masih bisa dipertahankan 16.000 batang. Aina berharap, Teguh Hartoyo selaku Ketua LMDH Sumber Rejeki semakin semangat dalam merawat batang glagah, karena setelah panen perdana beberapa waktu lalu, kondisi rumpun glagah di lereng Bukit Sembrani terlihat semakin subur. Pihaknya mengaku optimis, prospek glagah dari lereng sembrani, yang diproyeksikan sebagai bahan baku utama kerajinan sapu akan tetap tumbuh sesuai harapan.

Terkait dihentikannya kerjasama penanaman glagah, baik Camat maupun ketiga LMDH mengaku tak mempermasalahkan. Kendala cuaca dan kondisi geografis di lokasi penanaman glagah menjadi alasan tidak dapat tumbuhnya glagah di wilayah mereka. Sekretaris Camat Kepil, Miswari mengatakan, pihaknya bersama LMDH Pulosaren telah berupaya maksimal, namun dari 4.000 batang, glagah yang bisa bertahan hidup hanya 1.200 batang. Dengan telah berakhirnya kerjasama glagah tersebut, Miswari akan segera berkoordinasi dengan LMDH agar lahan bekas glagah tak terbengkalai, dan tetap memberi manfaat bagi masyarakat.

Era glagah di 3 LMDH terpaksa berakhir di ruang rapat Setda

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top