WONOSOBO ZONE - Bertani kentang di dataran tinggi Dieng sudah mencapai titik nadir kejenuhan. Selain tanahnya yang tak lagi kondusif, lahan di Dieng juga semakin rawan longsor akibat tak ada lagi tanaman keras di kawasan atas Wonosobo tersebut. Kondisi tersebut ternyata ditangkap sebagai sebuah peluang bagi sekelompok petani di Dusun Banaran, Desa Kayugiang, Kecamatan Garung. Berawal dari sebuah kelompok kesenian tradisional, para petani tersebut memutuskan untuk bergabung sebagai sebuah kelompok tani. Nama Karya Manunggal pun dipilih demi mewujudkan mimpi menjadi sebuah organisasi petani produktif yang kompak dalam berkarya dan bekerja sama. Pertengahan Desember Tahun 2014 lalu, kelompok di bawah pimpinan Sugeng Sarwono itu memberanikan diri mengawali upaya mereka dengan menyewa tanah bengkok yang menjadi hak garap Kepala Desa Lengkong. Lahan seluas sekitar 1 hektar di atas Lengkong dengan ketinggian hampir 1.500 dpl itu ditanami kentang jenis lokal dengan dana swadaya dari anggota.
Setelah 107 hari tanam, pada Selasa 24 Maret 2015, hasil kerja keras 40 anggota Karya Manunggal tersebut akhirnya memasuki masa panen perdana. Tak kurang dari 30 ton kentang berhasil dipanen, dengan kualitas yang ternyata tak kalah dengan yang dihasilkan para petani di Dataran Tinggi Dieng. Bahkan estimasi dari para petugas penyuluh lapangan, hasil itu masih dapat ditingkatkan lagi hingga mencapai 54 ton per hektar. Hasil itu memunculkan optimisme, ke depannya potensi kentang di wilayah atas Kecamatan Garung sangat menjanjikan. Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Garung, Pramuji menyebut, meski tak setinggi Dieng, lahan di kawasan lereng Sindoro tersebut masih sangat subur dan mampu menghasilkan kentang yang berkualitas.
Dan demi mendukung dan  meningkatkan mutu kentang di Lengkong, Pramuji juga mengaku siap mengirim anggota Karya Manunggal untuk mengikuti pelatihan penangkaran benih di Balai Pembenihan Kentang, Kledung. Pengetahuan mengenai cara menghasilkan bibit kentang unggul, diyakini akan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas kentang di Lengkong maupun Banaran. Selain itu, Pramuji juga telah merencanakan unuk mendorong petani lebih fokus ke pertanian organik. Tak hanya kentang, potensi tanaman hortikultura lain juga akan terus digali dan diarahkan ke pertanian organik.
Menanggapi hasil panen perdana kentang di Lengkong tersebut, Camat Garung Santosa SSos mengaku sangat gembira. Keberhasilan kelompok tani Karya Manunggal itu menurut Santosa bisa menjadi contoh bagi para petani lain di Garung, agar lebih jeli melihat peluang, sehingga tidak terpaku pada pola tanam yang itu-itu saja. Namun demikian, Santosa juga menegaskan bahwa meski potensi kentang di wilayah atas Garung sangat menjanjikan, para petani juga harus ingat dengan dataran tinggi Dieng. Secara tegas, Santosa mengaku tak ingin hal serupa di Dieng terjadi di Garung. “Penanaman kentang  juga wajib memperhatikan keseimbangan lingkungan, agar tidak sampai menggerus lapisan tanah dan memicu erosi”, tegas Santosa. Karena itu, kepada PPL maupun petani yang hadir dalam acara panen perdana itu, Santosa meminta agar di sekitar tanaman kentang ditanami tanaman keras. Selain itu, petani juga diminta tidak menanam kentang secara terus menerus tanpa kenal musim.
Seperti dikatakan PPL Pramuji, Santosa juga berharap ada jeda antara masa tanam kentang yang satu dengan lainnya. Setelah kentang, lahan dapat ditanami tembakau, atau tanaman lainnya. Potensi buah carica yang kini masih cukup menjanjikan menurut Santosa juga layak untuk dibudidayakan di sekitar Banaran dan Lengkong. Dengan tetap menjaga keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan di lereng Sindoro, Santosa meyakini hasil pertanian di Garung akan mampu meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.


wonosobokab

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top