WONOSOBOZONE - Program percontohan
penataan lingkungan permukiman berbasis Komunitas (PLPBK) di Desa Bomerto dan
Desa Sariyoso, Kecamatan Wonosobo sudah masuk pada tahap pemasaran program.
Tahapan tersebut merupakan lanjutan dari selesainya tahap perencanaan dan
evaluasi, serta pelaksanaan yang telah berlangsung sejak akhir Tahun 2014 lalu.
Demi kelancaran tahapan pemasaran program tersebut, pada Selasa (10/3) tim
PLPBK dari kedua desa beraudiensi dengan jajaran legislatif dari Komisi A dan
C. Koordinator tim teknis PLPBK, Tafrihan menyebut upaya audiensi digelar, agar
ada saran dan masukan dari para legislator, demi tercapainya target pemasaran
program.
Dalam forum audiensi
yang dipimpin Ketua DPRD, Afif Nur Hidayat, Tafrihan menjelaskan bahwa semenjak
digulirkan bersamaan dengan Hari Tata Ruang, pertengahan Bulan Desember lalu,
masyarakat di kedua Desa telah bergerak dan berpartisipasi secara aktif. Desa
Bomerto bahkan telah sampai pada tahap implementasi, dengan memulai penataan
infrastruktur desa. Penataan infrastrukutur jalan, pembangunan kandang komunal,
septiktank komunal, serta rehab rumah tak layak huni (RTLH) merupakan 4 program
fisik yang telah selesai. Tak kurang dari 15 program pembangunan fisik telah
direncanakan untuk diterapkan di Bomerto dan Sariyoso. Semua, dijelaskan
Tafrihan akan berujung pada peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup lebih
sehat, lebih mandiri, dan lebih sejahtera.
Desa Bomerto,
dijelaskan Tafrihan juga telah menerima alokasi dana stimulan dari Pemerintah
Pusat sebesar 1 Milyar Rupiah untuk menunjang program PLPBK. Namun demikian,
mengingat begitu besarnya kebutuhan anggaran untuk penataan lingkungan ideal
yang kelak bisa dijadikan contoh bagi 263 Desa/Kelurahan lain se-Kabupaten
Wonosobo, Tafrihan menyebut anggaran sebesar 1 Milyar tersebut masih jauh dari
cukup. Karena itulah, pihaknya bersama tim PLBK kedua Desa mengupayakan
pemasaran perencanaan, agar kelak kebutuhan dana tersebut bisa dicukupi. Untuk
keperluan tersebut, tim PLBK juga membentuk ambassador, alias duta pemasaran
yang akan berkeliling ke berbagai lembaga maupun Dinas/Instansi terkait. Diharapkan,
strategi pemasaran melalui brand ambassador, selain untuk memperoleh sumber
dana, juga dapat dijadikan media mempromosikan ide dan gagasan mengenai
perubahan sosial masyarakat di Desa yang telah menerapkan PLPBK.
Menanggapi paparan
dari Tafrihan dan tim PLPBK di kedua Desa, Ketua DPRD Afif Nur Hidayat mengaku
kagum. Adanya gagasan untuk mengubah tatanan desa menjadi permukiman ideal
berbasis komunitas, menurut Afif layak didukung secara penuh. Karena selain
akan membawa kearah tatanan masyarakat madani, PLPBK juga mengedepankan unsur
partisipasi masyarakat, sehingga mereka juga akan menjadi penentu kemajuan desa
sendiri. Kepada tim dari kedua Desa, baik Bomerto maupun Sariyoso, Afifi juga
meminta agar mereka bisa mengoptimalkan partisipasi masyarakat tersebut demi
menekan kebutuhan anggaran, sehingga tidak sepenuhnya bergantung dari donasi
pihak lain. Pola pengelolaan sampah hingga bisa dijadikan produk bernilai
ekonomis, menurut Afif bisa menjadi salah satu alternatif sumber pendanaan.
Tanggapan positif
atas langkah maju PLPBK juga datang dari Wakil Ketua DPRD, Sumardiyo. Menurut
pria yang juga mantan Kepala Desa Sariyoso tersebut, upaya mewujudkan Desa yang
sesuai PLPBK memang sudah seharusnya didukung semua pihak. Terlebih, kelak
keberhasilan Bomerto dan Sariyoso bakal menjadi model bagi seluruh Desa
se-Kabupaten Wonosobo. Untuk itu, Sumardiyo berharap agar tim yang telah
terbentuk dan beranggotakan para relawan benar-benar menunjukkan komitmen
mereka mendampingi masyarakat menuju kemandirian dan kesejahteraan. Namun
demikian, Sumardiyo juga meminta agar tim tak segan mempublikasikan hasil kerja
kepada masyarakat. Publikasi tersebut menurutnya akan menjadi bagian dari upaya
transparansi pengelolaan anggaran, karena masyarakat desa juga perlu memahami
bagaimana alur anggaran beserta distribusi dan alokasinya.
forum audiensi di Ruang Bamus DPRD |
wonosobokab
0 komentar:
Posting Komentar