WONOSOBOZONE - Banyaknya sekolah menengah kejuruan (SMK) yang kini lebih sering menjalin kerjasama dengan perusahaan untuk mengirim lulusan mereka sebagai tenaga kerja dinilai tak sepenuhnya positif. Dengan sistem kontrak dua tahunan, tenaga kerja di perusahaan-perusahaan tersebut sangat rentan kembali menjadi penganggur ketika kontrak mereka habis. “Memang selayaknya lulusan SMK lebih didorong untuk mampu berkarya secara mandiri sebagai seorang wirausahawan, bukan sekedar menjadi pencari kerja,” kata Fahrur Ronji, petugas pengantar kerja dari Bidang Penempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Tengah ketika ditemui di Kelurahan Kalikajar, Rabu (13/4). SMK, dikatakan Fahrur memiliki peran sangat strategis dalam upaya mengurangi jumlah penganggur, karena dalam kurikulum pendidikannya lebih mengarah pada pembekalan keterampilan untuk siswa mereka.

“Kalaupun nantinya lulusan harus bekerja lebih dahulu, arahnya adalah agar mereka mengumpulkan modal untuk nantinya membuka usaha sendiri,” jelas Fahrur. Disnakertransduk Provinsi Jateng, menurut Fahrur juga menyediakan bursa kerja, baik offline maupun online untuk mengakomodasi kebutuhan para pencari tenaga kerja. “Para pencaker bisa mengakses situs bursa kerja online di www.bursakerja-jateng.com dan mendaftarkan diri sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya,” terang Fahrur. Data base para pencari kerja tersebut, dikatakan Fahrur selanjutnya bakal diarahkan ke perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan tenaga kerja. “Di Jawa Tengah, dalam sebulan tak kurang dari 5000 tenaga kerja kami salurkan ke berbagai perusahaan yang menjadi mitra kerja,” terangnya. Selain mengakomodasi para pencaker melalui bursa kerja, Fahrur juga mengakui ia berkomunikasi intensif dengan balai latihan kerja (BLK) di Kabupaten/Kota. BLK menurut Fahrur juga bisa dioptimalkan sebagai media pelatihan efektif untuk angkatan kerja yang belum terserap di pasar.


“Hasil pelatihan di BLK juga bagus, karena banyak BLK yang kini telah memiliki fasilitas cukup lengkap dan variatif jenis pelatihannya, termasuk Wonosobo,” kata Fahrur. Dengan sinergi semua pihak terkait, Fahrur meyakini  upaya menekan jumlah penganggur yang di  Wonosobo jumlahnya masih ada di angka sekitar 25.000 orang bisa lebih cepat diwujudkan.

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top