Foto by : genbagus.blogspot.com

WONOSOBOZONE - Diperlukan upaya sinergis dalam mendewasakan usia perkawinan di kalangan masyarakat Wonosobo, hal ini diungkapkan Wakil Ketua II Tim Pengerak PKK Kabupaten Wonosobo, Ny.Wati Eko Sutrisno, saat membuka seminar pendewasaan dini, yang digelar Panitia Peringatan Hari Kartini ke 137 bersama Badan KKBPP dan PA Wonosobo, Kamis, 14 April di Ruang Mangoenkoesoemo Setda.

Di hadapan ratusan peserta yang terdiri dari Ketua KUA, Ketua UPTD Dikbudpora, serta puluhan anggota Organisasi Wanita se-Kabupaten Wonosobo, Ny.Wati menegaskan perlunya upaya bersama dalam menyadarkan generasi muda untuk menunda perkawinan, sampai mereka berusia matang, setidaknya di usia 20 tahun untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki.

Selain para pendidik, peran utama ada di orang tua, selain tentunya instansi Pemerintah, perlu melakukan sosialisasi masif kepada masyarakat, agar para orang tua tidak tergesa menikahkan anaknya yang masih berusia dini.

Khusus kepada orang tua, diminta untuk mengingatkan kepada anak-anak mereka, bahwa apabila anak-anak menikah di usia yang cukup, maka keluarga akan menjadi lebih sejahtera. Selain itu, satu hal yang patut menjadi perhatian bersama, terkait pentingnya pendewasaan usia perkawinan adalah karena saat ini penduduk remaja atau kaum muda mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan. 

Ia menegaskan, upaya pendewasaan perkawinan merupakan hal yang sangat penting yang memerlukan perhatian semua pihak. Apalagi jika dikaitkan dengan potensi masalah kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga yang dihadapi Kabupaten Wonosobo saat ini. Seperti masih tingginya wanita yang menikah pada usia dini atau di bawah usia 20 tahun dengan rata-rata usia pernikahan 16,7 tahun, masih tingginya angka wanita usia subur yang melahirkan pada kelompok usia 15 sampai dengan 19 tahun yang mana dari 1000 kelahiran terdapat 90 kelahiran pada usia tersebut.

Selain masih cukup tingginya pasangan usia subur yang belum terlayani KB yaitu 7,93%, yang mana harapannya bisa turun menjadi 5%, serta masih tingginya angka rata-rata anak yang dimiliki oleh wanita selama masa reproduksinya yaitu 2,49. Hal ini berarti, anak yang dilahirkan selama masa reproduksi lebih dari 2 anak, sedangkan harapannya cukup 2 anak saja, termasuk peningkatan angka kematian ibu, dari 84,25 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 menjadi 85,38 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014.

Salah satu pemateri, dokter kandungan RSUD.Setjonegoro, M.Nur Adintio Rohman, menyampaikan perkawinan yang dilakukan sebelum si perempuan matang, atau berusia dibawah 20 tahun, bisa memunculkan timbulnya resiko medik, seperti keguguran, preeklamsia seperti tekanan darah tinggi, eklamsia atau kejang, timbulnya kesulitan persalinan, bayi lahir sebelum waktunya, berat bayi lahir rendah, merembesnya air seni ke vagina atau keluarnya gas dan feses ke vagina serta kanker leher rahim
.
Sementara Wakil Rektor UNSIQ, Zaenal Sukawi, menyampaikan, beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya perkawinan usia dini antara lain karena faktor pendidikan dan pengetahuan, jarak layanan pendidikan, pekerjaan calon pengantin dan kepala keluarga, menikah karena kecelakaan, keinginan orang tua punya cucu, serta anak dipandang sebagai tenaga kerja.

Untuk itu perlu kerjasama lintas sektor, baik dari orang tua, pendidik, maupun tokoh agama dan masyarakat, dalam mengawal kaum muda yang berkemampuan memilih dan memilah dengan baik dan benar, setidaknya memiliki kedewasaan, kematangan dan kebijakan, sehingga akan lahir generasi yang kuat, hebat dan berkarakter.


Senada hal ini, Mahbub dari Kantor Kementerian Agama, meminta semua pihak, agar ikut membantu merubah pola pikir keluarga di Wonosobo, sehingga tidak segera menikahkan anaknya yang masih berusia dini, yang berujung pada terciptanya keluarga Wonosobo yang sakinah mawadah warohmah. 

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top