WONOSOBOZONE - Jalan alternatif Wonosobo - Magelang via
Silentho, yang rusak parah sepanjang 2,85 km di ruas Kagungan-Rejosari, Kepil
membuat Bupati Eko Purnomo merasa perlu turun langsung meninjau. Dari hasil tinjauan
bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Supriyanto, Kepala Kantor Satpol PP
dan Linmas Faisal RB, Kepala Bagian Komtel Setda Margiono, Camat Kepil Singgih
Kuncoro, dan Kades Randusari Heru Nurcahyo pada Selasa (5/4) tersebut, Bupati
menyoal kurang memadainya saluran air tepi jalan. "Drainase ini penting
sekali, terutama untuk menjaga agar jalan tak mudah rusak dan berlubang,
mengingat curah hujan di Wonosobo terhitung tinggi," kata Eko di sela
tinjauan.
Kepada Kepala DPU, Eko meminta agar dalam perbaikan
ruas jalan Kagungan-Rejosari, aspek drainase diseriusi. "Jangan hanya
berfokus pada pengerasan jalan saja, tapi mengabaikan saluran air di
tepiannya," pinta Eko. Kerusakan ruas jalan sepanjang 2,85 km, yang hampir
selalu berulang di setiap tahunnya, menurut Eko juga perlu didalami. Pihak DPU,
menurut Bupati perlu mempelajari kemungkinan untuk meningkatkan kualitas jalan
di ruas yang dipenuhi lubang-lubang berbahaya itu. Terlebih, di dekat pasar
Randusari kini terdapat badan jalan yang tergerus longsor sehingga memaksa
kendaraan harus berjalan bergantian. "Saya berharap DPU bisa secepatnya
membenahi ruas jalan ini karena keluhan dari masyarakat setempat dan para
pengguna jalan sudah sedemikian banyak," tutup Eko.
Perbaikan jalan ruas Kagungan -Randusari,
dijelaskan Kepala DPU Supriyanto, telah dianggarkan selama 2 tahun terakhir.
"Di 2015 lalu 2 kali kami usulkan, tapi selalu gagal di proses lelang, dan
untuk 2016 baru akan masuk proses lelang dalam minggu ini," jelas
Supriyanto. Kepada Bupati, Eko juga mengungkap besaran anggaran yang
dialokasikan untuk menuntaskan ruas vital tersebut. "Anggaran berasal dari
Bantuan Provinsi sebesar 5 Milyar Rupiah," terang Supri. Sementara untuk
aspek drainase jalan, Supri mengaku pihaknya akan lebih detail mengawasi pihak
ketiga yang nantinya akan menggarap ruas tersebut. "Kami memahami keluhan
warga setempat maupun para pengguna jalan yang kerap melintas di ruas ini,
namun demikian kami juga berharap agar jalan ini nantinya awet, pengguna
bersedia sadar dengan kapasitasnya yang hanya mampu menampung tonase maksimal
kurang dari 10 ton," lanjutnya. Selama ini, selain karena buruknya
drainase, Supri menyebut banyak kendaraan muatan berat melebihi kapasitas yang
melintas di ruas tersebut, sehingga memunculkan kerusakan pada badan jalan.
0 komentar:
Posting Komentar