WONOSOBOZONE - Kodim, Dinas Pertanian dan Bulog Wonosobo terjun langsung ke sawahan guna membeli beras petani disawah. Pembelian gabah disawah dipimpin langsung oleh Dandim 0707/Wsb Letkol Czi Dwi Hariyono, didampingi Kepala Pertanian Ir Abdul Munir dan kepala Bulog Muhammad Zaenal di Desa Teges Wetan Kepil dan di Binangun Kertek langsung dari petani. (22/4). Dari kedua tempat tersebut dapat terkumpul gabah sekitar 9 ton dengan harga perkilonya Rp 3.900,-.
Letkol Dwi menyampaikan ini merupakan pembelian gabah perdana disawah yang dilakukan oleh Bulog dalam rangka menyukseskan program Sergap (serapan Gabah Petani) dalam rangka menyetabilkan stok beras nasional yang berada di gudang Bolog. Pembelian ini merupakan prestasi yang baik karena petani Wonosobo masih ada yang mau menjual hasil panen ke Bulog. Karena para petani lebih suka menjual hasil panen ke para tengkulak, hal ini disebabkan para petani belum tahunya prosedur yang ada di Bulog, serta rendahnya harga gabah bila dibanding dengan harga pasaran yang dipatok oleh pemerintah.
Ir Abdul Munir mengucapkan terima kasih kepada TNI yang telah berhasil mengajak para petani untuk menjual sebagian hasil panennya kepada Bulog. Itu merupakan kerja keras Kodim mulai dari unsur pimpinan hingga anggotanya. Tidak mudah untuk mempengaruhi para petani agar mau menjual ke Bulog. Semoga langkah ini merupakan awal yang baik untuk kesejahteraan kita semua, khususnya para petani. Kalau para petani mau menjual sebagian hasil panennya ke Bulog maka negara akan aman stabilas pangannya.
Muhammad Zaenal yang merupakan kepala Bulog Wonosobo merasa senang dengan dibantunya dalam penyerapan gabah dari masyarakat Wonosobo oleh Kodim. Selama ini beras yang masuk ke gudang Bulog berasal dari kabupaten tetangga seperti Banjarnegara, Kebumen, Purworejo bahkan beras dari Sragen, Pati dan daerah lainnya. Ini merupakan awal yang baik bagi Bulog Wonosobo bisa menyerap gabah petani.
Zaenal menghimbau agar para petani Wonosobo mau menjual sebagian panen ke Bulog. Bulog siap menjemput kelapangan secara langsung. Tidak usah takut begitu barang di uji tingkat kekeringannya, akan ketemu harganya perkilo lalu ditimbang berapa banyak langsung dibayar secara tunai ditempat. Berapa pun banyaknya gabah maupun beras akan dibayar.
Lebih lanjut Zaenal menyampaikan kepada para petani agar bisa menjaga kualitasnya. Biasanya ada petani yang nakal/curang yaitu setelah diuji kardarnya dan ditentukan harganya maka beras atau gabah dioplos. Oleh sebab itu perbuatan tersebut jangan sampai terjadi lagi karena yang rugi pada akhirnya petani itu sendiri. Beras yang sudah dikirim akan ditolak.
Report: Ahmad ridho/pendim0707
0 komentar:
Posting Komentar