WONOSOBOZONE - Ajang lomba cipta menu beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) di Kabupaten Wonosobo telah berlangsung rutin setiap tahun selama beberapa tahun terakhir. Dari berlangsungnya lomba yang diikuti para peserta dari unsur kader TP PKK Kecamatan, Gabungan Organisasi Wanita, serta perwakilan BUMN/BUMD tersebut, beragam jenis bentuk kreasi olahan pangan dihasilkan. Dari tahun ke tahun pun, makanan olahan terlihat semakin variatif dan unik, seperti halnya yang ditunjukkan 30 peserta lomba B2SA Tahun 2016, di Sasana Adipura Kecana, Kamis (28/4).
Masih mewajibkan bahan dasar non beras dan non terigu, produk olahan yang disajikan dalam lomba pun diwajibkan untuk lebih mengoptimalkan potensi lokal di masing-masing wilayah, serta harus memenuhi kaidah efektif dan efisien. Di setiap meja sajian, panitia mewajibkan agar nilainya tak melebihi Rp 50.000,-.
Bupati Wonosobo, Eko Purnomo yang hadir bersama istri mengaku sangat terkesan dengan kreatifitas para peserta. Bagus-bagus secara penyajiannya, dan saya menilai sudah memenuhi unsur gizi seimbang yang ditentukan panitia, ungkap Bupati di sela meninjau para peserta lomba bersama istrinya, Fairuz. Demi mengoptimalkan potensi pangan berbahan baku lokal, Bupati bahkan menilai perlunya ada wadah khusus. Kalau memungkinkan B2SA ini tak sekedar jadi ajang lomba, tapi diwadahi dan dikembangkan menjadi industry kuliner, sehingga bernilai ekonomi, tutur Bupati.
Usulan agar pangan lokal diwadahi dalam sebuah tempat semacam pusat jajan serba ada (Pujasera) juga dikemukakan oleh Kepala Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agus Purnomo.
Agus yang juga turut mendampingi Bupati dan Wabup meninjau peserta lomba meyakini potensi pangan berbahan dasar non beras non terigu akan diterima pasar. Hasil olahan para peserta lomba B2SA ini sudah memenuhi unsur gizi seimbang serta keamanan pangan, dan rasanya pun sangat enak sehingga sayang apabila hanya sekedar diikutkan lomba, beber Agus. Dengan adanya wadah khusus, Agus menyebut nantinya pangan olahan non beras tersebut akan bisa dinikmati masyarakat luas, dan tentunya akan mendatangkan penghasilan bagi para pembuatnya. Bagi sektor pariwisata, adanya potensi kuliner unggulan berbahan dasar lokal tentu juga bakal berimbas positif untuk menarik wisatawan, lanjutnya.
Senada, Ketua TP PKK Kabupaten, Fairuz Eko Purnomo juga meyakini bahwa hasil olahan pangan berbahan dasar lokal seperti jagung, singkong, umbi-umbian maupun kacang-kacangan di lomba B2SA memiliki nilai tinggi. Selain memiliki nilai gizi yang baik, olahan non beras juga lebih terjangkau dan cocok untuk segala usia, jelas Fairuz. Mengingat manfaat bagi kesehatan keluarga, Fairuz mengaku akan turut mendorong agar hasil olahan pangan di lomba B2SA bisa berkembang menjadi lebih bernilai ekonomi. TP PKK Kabupaten bersama Bagian Perekonomian dan Ketahanan pangan Setda, dikatakan Fairuz juga akan berupaya agar para peserta lebih kreatif dalam menyajikan pangan olahan non beras.
0 komentar:
Posting Komentar