WONOSOBOZONE -  Sirine Early Warning System (EWS) di puncak bukit Punthuk Brunyah  meraung-raung mengeluarkan peringatan bagi warga Desa Pulus, Kecamatan Sukoharjo. Tanah di puncak bukit terdeteksi bergerak longsor ke arah pemukiman warga, setelah semalaman diguyur hujan deras. Bunyi sirine itu langsung membuat puluhan warga desa bergegas keluar rumah dan memukul kenthongan. Bunyi kenthongan pun bertalu-talu beriring dengan raungan sirine EWS. Tak lebih dari 5 menit, ratusan warga Desa Pulus pun telah berkumpul dan bersiap menuju posko pengungsian. Beberapa warga lanjut usia dan yang mengalami luka digendong menuju kendaraan bak terbuka yang telah bersiap mengangkut mereka ke Puskesmas Sukoharjo 2, di Desa Tlogo.

Kejadian longsornya bukit Punthuk Brunyah tersebut langsung dilaporkan oleh Kepala Desa Pulus, Priyaji kepada Camat Sukoharjo, Mulyono. Sekitar 10 menit kemudian, Camat bersama segenap unsur Muspika setempat melucur ke Pulus dan langsung melakukan koordinasi dengan Tim SAR serta para personel Koramil dan Polsek, serta tenaga kesehatan di Puskesmas. Tim SAR bergerak cepat menyisir beberapa rumah dan mengevakuasi beberapa warga yang masih terjebak di rumah, sebelum kemudian membawa mereka ke Puskesmas sebagai tempat pengungsian sementara. Petugas kesehatan pun segera tampak sibuk menangani korban terluka yang tiba di Puskesmas. Semua tampak panik dan terburu-buru, mengingat potensi longsor susulan masih mengancam. Anggota linmas bersama jajaran TNI dan Polri disiagakan di Desa Pulus untuk mengantisipasi kejadian-kejadian darurat yang mungkin terjadi.

Suasana panik tersebut bukanlah kejadian sebenarnya. Ratusan warga Desa Pulus yang berbondong-bondong menuju ke pengungsian pada Rabu siang 11 Maret 2014 itu, merupakan bagian dari skenario simulasi tanggap darurat bencana tanah longsor, yang diadakan Kecamatan Sukoharjo bersama Posmil dan Polsek setempat. Simulasi yang melibatkan pula Tim SAR, serta personel Linmas Desa Pulus dan Tlogo tersebut, menurut Camat Sukoharjo, Drs Mulyono, merupakan upaya pihaknya meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat, akan potensi bencana longsor di Desa Pulus. Desa Pulus, menurut Mulyono menjadi satu di antara dua titik selain di Desa Garung Lor, yang dipasangi alat detector EWS. Dengan telah digelarnya simulasi, pihaknya berharap warga desa Pulus akan lebih sigap ketika suatu saat benar-benar terjadi longsor menimpa permukiman mereka.

Senada dengan Camat, Koordinator simulasi dari Pos militer Sukoharjo, Serma Mulyono juga menegaskan, bahwa upaya menyadarkan masyarakat agar lebih waspada terhadap ancaman tanah longsor sangat penting. Dengan mengikuti simulasi bersama tersebut, warga masyarakat Pulus akan lebih paham apa saja yang seharusnya dilakukan bila sewaktu-waktu terjadi bencana. Terlibatnya perangkat desa dan unsur linmas juga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mereka dalam penanggulangan darurat bencana. Serma Mulyono mengaku sengaja melibatkan hampir seluruh warga Desa Pulus agar situasi kebencanaan benar-benar terbangun, sekaligus membentuk kesadaran warga untuk saling bantu antara satu dengan lainnya.

Warga pulus berbondong bondong mengungsi

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top