WONOSOBO ZONE - Musibah sakit tak selalu berujung derita. Bagi Ny Mujiyanto, istri pensiunan PNS dari Desa Besani, Leksono, derita sakit tak berkesudahan yang dialami pada Tahun 2005 justru menjadi awal kisah suksesnya berbisnis serbuk kedelai alami. Kini produk serbuk kedelai bermerk SKA-72 tersebut bahkan telah merambah ke pasar di luar Kota, hingga Jogjakarta dan Semarang.
Ketika ditemui pada Kamis sore (9/4), perempuan yang akrab dengan sapaan Bu Muji itu tampak masih sibuk menerima tetamu. Dua hari sebelumnya, adik iparnya meninggal dunia, sehingga rumahnya yang terletak bersebelahan dengan rumah duka juga ramai didatangi pelayat. Kesibukan tersebut sejenak terhenti ketika rombongan Kepala Dinas Sosial dan 2 Staf Ahli Bupati bertamu dan menanyakan mengenai aktivitas bisnis serbuk kedelainya. "Kebetulan masih ada beberapa kotak kemasan yang tersisa di rumah", ujar Bu Muji seraya mengambil satu kardus berisi 5 kotak warna hijau. Dalam kotak hijau bertuliskan sebuk kedelai hijau alami SKA-72 itulah hasil kreasi istri pensiunan PNS Dinsos itu dikemas rapi. "SKA merupakan singkatan dari Serbuk Kedelai Alami, sedang angka 72 yang mengikutinya merupakan nomor urut produk yang ditentukan oleh salah satu distributor", urai ibu 3 anak itu menjelaskan.
Diakuinya, awal berbisnis serbuk kedelai tidak muncul secara sengaja. "Semua hanya berawal dari sakit di kaki saya yang tak kunjung sembuh meski telah berobat berkal-kali", terang Bu Muji ketika mengawali ceritanya. Dari sebuah pertemuan dengan salah satu teman, ia mengaku mendapat saran untuk mencoba meminum susu kedelai demi meringankan sakitnya. Saran itu pun dipraktekan dengan membuat sendiri serbuk dari kedelai hijau. Tak disangka, sakit di kakinya berangsur membaik dan bahkan membuat ia dan suami semakin merasakan efek positif pada tubuh mereka. Kabar membaiknya penyakit yang dideritanya cukup lama tersebut akhirnya didengar tetangga sekitar rumah. "Tak dinyana mereka malah meminta untuk dibuatkan serbuk kedelai, karena ketika mencoba minum terasa enak", ungkap perempuan murah senyum itu.
Dari permintaan tetangga itulah, bisnisnya berawal. Anaknya yang tengah menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta melihat hal itu sebagai peluang bisnis. "Bahtiar, anak pertama saya yang kemudian mengenalkan produk serbuk kedelai ke salah satu toko di Jogja, dan akhirnya diterima dengan merek SKA-72", terang Bu Muji. Mulai Tahun 2005 itulah, ia dan suami menekuni pembuatan sebuk kedelai dalam kemasan. Permintaan pihak toko untuk mengemas produknya dengan rapi membuat ia meminta bantuan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten, dan kemudian dibantu peralatan untuk press dan memanggang kedelai. Serbuk kedelai nan kaya kandungan protein tinggi lesitin, isoflavon dan saponin kemasa 200 gram dengan kemasan menarik pun kemudian laris di pasaran.
Kini Bu Muji mulai menikmati hasil kerja kerasnya. Namun demikian, ia berharap bisa memajukan usahanya agar dapat merekrut tenaga kerja lebih banyak lagi. "Saya ingin agar di sisa usia saya, bisa membawa manfaat bagi sesama", tutup Bu Muji mengakhiri percakapan.
sumber: wonosobokab
0 komentar:
Posting Komentar