WONOSOBOZONE - Target produksi padi
kering giling di Kabupaten Wonosobo Tahun 2015 telah ditetapkan sebesar 170.905
Ton. Target tersebut menjadi bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan,
yang secara nasional diwajibkan dapat terpenuhi pada Tahun 2017. Demi mengejar
target itulah, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Wonosobo mendorong petani untuk mulai menerapkan teknologi dalam penanaman
padi. Upaya tersebut terlihat ketika pada Kamis (16/4) ratusan petani dari 17
Desa/Kelurahan se-Wonosobo berkumpul di Desa Sariyoso.
Kepala Dispertan, Ir
Abdul Munir MSi mengatakan, bahwa berkumpulnya para petani tersebut adalah
untuk bersama-sama melakukan penanaman padi perdana program upaya khusus padi
jagung dan kedelai (Upsus Pajale) Kecamatan Wonosobo. “Upsus Pajale akan
mengarahkan petani untuk menggunakan model pengelolaan tanaman terpadu (PTT),
yaitu dengan memilih bibit unggul, pupuk yang sesuai, serta pengairan secara
proporsional”, jelas Munir. Selain itu, Upsus Pajale juga mengharuskan para
petani untuk menerapkan metode jajar legowo ketika menanam padi. Dengan metode
jajar legowo tersebut, pihaknya meyakini produksi padi akan meningkat hingga
0,3 Ton per hektar lahan.
Di Kecamatan Wonosobo
sendiri, dengan luasan sawah untuk penanaman padi 1.019 Hektar, dan target
tanam seluas 2.049 hektar, ditarget bisa menghasilkan luasan lahan panen
mencapai 1.941 Hektare. Sementara untuk
jagung, dengan luas sawah 225 Hektar, target tanam mencapai 656 Hektar dan
target panen 581 Hektar. “Untuk kedelai, Kecamatan Wonosobo tidak menyediakan
lahan tanam”, lanjut Munir.
Untuk pemenuhan target
panen padi Kabupaten Wonosobo secara total, Munir menguraikan, bahwa pada akhir
Tahun 2015 ditarget mencapai 170.905 Ton.
Sementara untuk Kedelai adalah 17 Ton,
dan kedelai 159.523 ton. “Kami optimis bisa memenuhi target panen padi dan
kedelai, namun untuk jagung yang hanya tersedia lahan seluas 11 Ribu Hektar,
kami masih mengupayakan agar bisa terpenuhi”,
beber Munir.
Optimisme terkait
terpenuhinya target swasembada pangan di Kabupaten Wonosobo juga disampaikan
Nuraini, salah satu Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan yang turut
mendampingi petani melakukan tanam perdana. Menurut Nuraini, Upsus Pajale akan menjadi
salah satu upaya mencari solusi terhadap kendala-kendala yang dihadapi petani.
“Program Upsus Pajale akan mencakup rehabilitasi jaringan irigasi tersier
(RIJT), percepatan optimalisasi lahan (POL), da gerakan penerapan pengelolaan
tanaman terpadu (GPTT)”, ungkap Nuraini di sela-sela melakukan tanam perdana
padi jajar legowo. Dispertan juga menggandeng TNI-Polri untuk meyukseskan Upsus
Pajale. TNI melalui bintara pembina desa (Babinsa) akan turut memberikan
penyuluhan bersama para PPL, sedang Polri diminta untuk turut melakukan
pengawasan.
Pada tahap awal
Upsus Pajale Kecamatan Wonosobo, Nuraini menyebut bahwa Dispertan telah
menetapkan 4 Desa sebagai lokasi percontohan untuk optimalisasi lahan, yaitu
Sariyoso, Wonolelo, Mlipak, dan Tawangsari. Sementara, kegiatan pengembangan
jaringan irigasi tersier juga akan diawali di 4 desa, meliputi Pegerkukuh, Rojoimo, Sambek, dan Wonolelo.
Camat dan Unsur Muspika Wonosobo awali penanaman padi jajar legowo |
0 komentar:
Posting Komentar