WONOSOBOZONE - Dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-20 Rumah Sakit Islam Wonosobo, yang jatuh pada tanggal 29 Juli 2015, telah mengadakan beberapa rangkaian kegiatan Bhakti Sosial. Hal ini dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahim kepada masyarakat Wonosobo, serta peduli terhadap kaum tidak mampu. 

Rangkaian Kegiatan Hari Ulang Tahun tersebut diawali dari Workshop Pemulasaraan Jenazah ditinjau dari Agama dan kesehatan. Pada acara tersebut menghadirkan nara sumber Bpk. K. Abdul Mutholib dari Jlamprang sebagai pemateri dari segi agama, dan Ns. Ngumar, S.Kom.I, S.Kep sebagai pemateri kesehatan. Pesertanya adalah perwakilan para kaum/Modin dari 15 Kecamatan diseluruh Kabupaten Wonosobo sejumlah 160 Modin. Terbagi kedalam 5 waktu, yakni pada tanggal 05 bulan Januari, dari kecamatan Wonosobo, Kertek dan Selomerto. Tanggal 14 bulan April Kecamatan Kalikajar, Mojotengah dan Garung. Tanggal 15 April kecamatan Leksono, Sapuran dan Watumalang, Tanggal 21 April  Kecamatan Kepil, Kejajar dan Wadaslintang dan 22 April 2015 Kecamatan Kaliwiro, Kalibawang dan Sukoharjo. Setiap Kecamatan mengirim 15 delegasinya.  Hal ini dimaksudkan supaya lebih efektif dan efisien sehingga materi bisa diserap dan diterima dengan baik sehingga dapat disosialisasikan ke masyarakat. Pada kegiatan ini para Modin/Kaum dibekali ilmu tentang bagaimana mewaspadai dan memberlakukan jenazah yang mengidap penyakit menular, sehingga para modin selama menjalankan tugas mulia sebagain pemulasara jenazah dilingkunganya, tau betul bagaimana memprotek diri supaya tidak tertular oleh penyakit yang dibawa jenazah ketika meninggal, seiring banyaknya penderita HIV AID’S yang belum terdetek dan penyakit menular lainya di  kabupaten Wonosobo.  

Rumah Sakit Islam Wonosobo memberikan pendidikan secara cuma-cuma dari bagaimana mengidentifikasi jenazah secara visual ciri-ciri penyakit yang butuh kewaspadaan khusus sehingga apabila menemukan kasus-kasus tertentu dilingkunganya akan memberlakukan jenazah tersebut sebagaimana biasa, tidak perlu dikucilkan karena petugas sudah diberikan materi yang cukup, minimal bisa memprotek dirinya supaya tidak tertular. 

Pekerjaan seorang Modin itu sangat mulia, tidak kenal waktu dan upah, jika tidak dibekali dengan upaya pendidikan mewaspadai dan mrlindungi diri maka yang terjadi pekerjaan mulia tadi akan menjadi boomerang bagi dirinya. Mereka sudah melakukan kerja sosial tetapi karena ketidak tahuannya jadi tertular penyakit yang dibawa sang jenazah, sebagai salah satu tujuan Rumah Sakit Islam Wonosobo..  

Dalam materi juga diulas kembali bagaimana memulasara jenazah dipandang dari segi Syar’i yang mana tanpa mengabaikan dari segi budaya maupun Agama. Materi diambil dari nukilan Syarkhus-Syafinah dari Kitab Fatkhul Mu’in dan Sumber Pembanding dari Departemen Agama dalm Buku Fiqih Islam. Mereka sangat antusias, terbukti dari sesi pertama yang dibuka oleh Direktur Rumah Sakit Islam Wonosobo dr. H. SUDIBJO JUWONO, MPH Jam 08.00 sampai jam 13.30 masih ditempat dan berdialog tuntas tentang permasalahan-permasalahan yang ada dilingkunganya, baik dari sudut keagamaan maupun Kesehatan. Sebagian besar para Modin menganggap baru saja mendapatkan ilmu baru, karena teryata mereka baru tahu bahwa orang yang meninggal masih bisa menularkan penyakitnya dan mewaspadai setiap cairan yang keluar dari tubuh orang yang meninggal adalah diberlakukan sebagai barang yang infeksius atau barang yang dapat menularkan ke jasad yang masih hidup. Untuk itu mencegah lebih baik dari pada mengobati.
 
ilustrasi web
 oleh: SITI LAELATUSSOFA, S.Kom  
source: RSI Wonosobo 

0 komentar:

Eatbox Kitchen Wonosobo

Eatbox Kitchen Wonosobo
Jl. T. Jogonegoro, Funbox Resto Cafe, Lt.2
 
wonosobozone.com © 2015. All Rights Reserved.
Top