Cemas Jajanan Tak Sehat Di Sekolah, Gencarkan
Sosialisasi dan Produksi Sendiri Makanan Berkualitas
WONOSOBOZONE - Keprihatinan
akan maraknya jajanan anak sekolah yang seringkali mengabaikan kaidah makanan
sehat ternyata tak hanya dirasakan orang tua di perkotaan saja. Di desa
Randusari, Kecamatan Kepil, yang notabene desa di pinggiran nan jauh dari pusat
Kota Wonosobo, keprihatinan tersebut juga kuat dirasakan. Kekhawatiran terhadap
anak-anak sekolah dasar di desa, yang kerap tak teliti pada jajanan yang mereka
beli itulah yang kemudian membuat Heri Nurcahyo selaku Kades terpanggil untuk
berbuat sesuatu. Selain mendorong kaum perempuan di desa untuk memproduksi
jajanan sehat sendiri, Heri juga gencar menyosialisasikan bahaya makanan
berpewarna dan pemains sintetis yang biasa digunakan para penjaja makanan di
SD. Tak cukup dengan sosialisasi sendiri, pada Selasa (9/6), pihaknya
bekerjasama dengan civitas SD Negeri Randusari, menghadirkan narasumber dari
Dinas Kesehatan Kabupaten, serta Kepala Bagian Pemerintahan Setda.
“Kami
merasa miris ketika satu per satu anak sekolah di SD yang kebetulan satu
komplek dengan kantor Desa, memilih jajanan dengan warna mencolok”, kata Heri
ketika ditemui sebelum acara penyuluhan dimulai. Menurut Heri, kekhawatiran
akan kandungan pewarna dan pemanis serta perasa pada makanan itu berkali-kali
diungkap oleh para orag tua. “Orang tua murid bahkan sering meminta pihak
sekolah untuk membuat aturan untuk melarang penjaja makanan itu datang ke
komplek sekolahan”, lanjut Heri. Namun berkail-kali diingatkan, ternyata para
pedagang tak lantas menurut, dan mereka tetap berjualan jajanan yang sama.
Melihat kenyataan itulah, Heri kemudian mengambil inisiatif untuk mengajak para
ibu berusaha mengamankan anak-anak mereka dengan memproduksi jajanan sehat.
“Melalui usaha bersama, kaum perempuan belajar membuat kue dan aneka panganan
lain yang tidak mengandung pewarna maupun perasa sintetis, sehingga ketika
dikonsumsi anak-anak, lebih aman”, jelas Heri.
Inisiatif
Kades beserta para orang tua di Desa Randusari tersebut mendapat apresiasi dari
Kepala Bagian Pemerintahan Setda, Drs Tri Antoro MSi. Tri yang juga putra asli
Randusari dan alumni SD yang sama, mengaku sangat setuju dengan ide Heri
Nurcahyo. “Bagi kami, keselamatan anak-anak memang seharusnya mendapat
perhatian serius, termasuk bagaimana mereka membeli jajan ketika di sekolah”,
urai Tri ketika diminta memberikan kata sambutan pembukaan acara penyuluhan.
Demi mengamankan anak-anak yang merupakan tunas penerus pembangunan bangsa
itulah, Tri juga meminta para guru mendukung penuh program dari Kades.
“Inisiatif luar biasa ini tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan semua
pihak, termasuk segenap civitas sekolah, karena itu, kami harapkan agar kita
bisa bergerak bersama mewujudkan generasi masa depan yang sehat, baik jasmani
maupun rohani, dengan memulai dari menyediakan jajanan sehat untuk mereka
selama di sekolah”, lanjut Tri.
Senada,
Kepala Seksi Pembinaan dan Pengendalian Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan,
Kusmini SKM pun mengaku sangat setuju dengan langkan Pemerintah Desa Randusari.
Kusmini yang didaulat menyajikan paparan bertema makanan sehat bebas pewarna
dan perasa berbahaya, bahkan mengajak para siswa SD untuk bersama-sama melihat
sebuah tayangan film kartun pendek, yang mengilustrasikan bagaimana efek dari
kebiasaan jajan makanan maupun minuman yang dibuat dengan pewarna sintetis.
“Dengan memahami bahwa jenis-jenis jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat, kami
meyakini ke depan, anak-anak itu lebih teliti ketika hendak membeli dan
mengonsumsinya”, kata Kusmini.
Wajah Indah Generasi Penerus Bangsa
Source : wonosobokab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar