WONOSOBOZONE - Persoalan 74 warga Dusun Munggang, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Kepil yang memilih untuk kembali memeluk agama Islam, dari sebelumnya Budha kembali dibahas kembali dalam forum group discussion (FGD) lintas sektoral, Selasa (20/10). Dalam FGD di markas Polres, yang diikuti oleh hampir seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Kapolres, Kasdim 0707, Kementerian Agama, FKUB, hingga tokoh-tokoh lintas agama tersebut, Bupati HA Kholiq Arif menegaskan kembali bahwa Pemerintah Kabupaten tak akan mencampuri pilihan keyakinan warga masyarakat. “Tidak ada pemaksaan beragama di Tanjung Anom, dan saya juga telah berbicara langsung dengan saudara Mandala, perwakilan dari tokoh muda Majelis Budhayana Indonesia Wonosobo yang juga menegaskan bahwa warga Tanjung Anom kembali ke Islam dengan sukarela,” tegas Kholiq.
Sebagai Kabupaten yang telah mendeklarasikan diri ramah hak asasi manusia, Wonosobo dikatakan Bupati, tak akan menoleransi sekecil apapun tindakan memaksakan kehendak untuk memeluk agama tertentu. “Bahkan semua jenis agama, keyakinan, maupun aliran-aliran yang ada di Wonosobo ini kita lindungi,”, lanjut Bupati. Kepada semua pihak, Bupati juga meminta agar menyadari bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang harus bisa diterima dengan lapang dada. “Jangan mencari perbedaan yang akan menimbulkan rasa saling membenci, namun carilah kesamaan yang bisa membuat kita bisa saling menghormati,” tegas Bupati lagi. Secara lugas, Kholiq juga berharap agar semua pihak bisa menerima adanya dinamika yang terjadi di Tanjung Anom, dan menganggap kasus telah selesai. “Yang beredar di Media sosial tidak perlu lagi ditanggapi, termasuk adanya surat dari lembaga bantuan hukum yang disebut-sebut menerima laporan dan permintaan advokasi dari Suyikno dan Mandala untuk warga Tanjung Anom,”, beber Bupati.
Senada dengan Bupati, Kapolres Wonosobo AKBP Aziz Adriansyah pun mengaku sudah cukup bagi masyarakat untuk tak lagi berdebat soal Tanjung Anom. “Kalau memungkinkan, kita hanya menginginkan agar pihak MBI juga memberi penjelasan melalui media sosial sebagai sarana untuk mengcounter berita-berita menyesatkan,”, pinta Kapolres. Pihaknya sendiri, diakui Aziz telah berupaya dan bekerja keras untuk menjamin keamanan semua warga yang berpindah agama di Tanjung Anom. “Sekarang semua sudah kondusif, dan mereka juga sudah beraktifitas seperti biasa dan mencari nafkah juga, sehingga saya meminta semua pihak agar tak lagi menghembuskan isu-isu menyesatkan,” pungkas Aziz.
Dari pihak MBI sendiri, diakui Suyikno juga telah melakukan klarifikasi dan tak selembar pun surat yang dilayangkan ke pihak LBH manapun. “Bahkan bisa dicek status di akun media sosial kami, tidak ada saya membahas masalah Tanjung Anom ini sedikitpun, sehingga saya rasa juga tidak perlu kami menngcounter apa-apa agar semua pihak juga tetap bisa tenang,”, urai Suyikno menjelaskan.
source : wonosobokab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar